SUMENEP, koranmadura.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, mencatat sebanyak 145 bencana alam terjadi di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Data tersebut terhitung sejak Desember 2018 hingga Maret 2019.
“Bencana alam itu bermacam-macam, mulai angin puting beliung ada juga bencana alam lain,” kata R. Abd. Rahman Riadi, Kepala BPBD Sumenep, Selasa, 12 Maret 2019.
Bencana alam itu terjadi di sejumlah Kecamatan, termasuk di wilayah kecamatan daratan maupun kecamatan wilayah kepulauan. Akibatnya ratusan rumah rusak.
Namun, kata dia, terparah bencana alam yang terjadi pada Minggu, 10 Maret 2019. Saat itu angin puting beliung menerjang rumah di empat desa yang berada di dua kecamatan, yakni Desa Talaga, Kambingan Timur, Kecamatan Saronggi, dan Desa Poreh serta Desa Tarogan, Kecamatan Lenteng.
Sesuai data BPBD, jumlah rumah warga yang rusak akibat bencana tersebut mencapai 72 rumah, perinciannya di Desa Talaga 14 rumah, Desa Kambingan Timur 8 rumah, Desa Poreh 4 rumah, dan terparah di Desa Tarogan, yaitu 46 rumah.
“Terparah dan masif di Tarogan, kalau yang lain cuma dua, tiga empat rumah termasuk bencana alam di daerah kepulauan,” jelasnya.
Pemerintah Daerah kata dia telah menyerahkan bantuan kepada korban bencana alam di dua kecamatan tersebut. Penyerahan bantuan dilakukan oleh Bupati Sumenep A. Busyro Karim.
Sesuai Peraturan Bupati (Perbub) Nomor 35 tahun 2015, apabila kerusakannya masuk kriteria berat (RB) nominal bantuan yang akan diberikan sebesar Rp2,5 juta. Untuk kerusakan tingkat sedang (RS) Rp1,5 juta dan untuk kerusakan ringan (RR) sebesar Rp750 ribu.
Sementara kategori rusak ringan, apabila mengalami kerusakan 30 persen, rusak sedang itu 45 persen, sedang rusak berat mencapai 75 persen. (JUNAIDI/ROS/VEM)