SUMENEP, koranmadura.com – Polemik pengadaan Kapal Motor Penumpang (KMP) Dharma Bahari Sumekar (DBS) III di Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus mencuat. Sejumlah pihak bahkan meminta agar kapal yang menelan anggaran Rp 3,8 miliar tersebut diusut secara tuntas.
“Kami mendesak, pengadaan kapal itu ditelusuri secara mendalam. Dugaan yang mencuat semisal spesifikasi teknis dan juga kerusakan pada mesin harus disikapi serius. Ini harus diusut,” kata Joni Widarso, Anggota Komisi III DPRD Sumenep, pada sejumlah media.
Baca: Spesifikasi Kapal DBS III Mulai Dipertanyakan
Mestinya, kata dia, rekanan telah mengambil langkah untuk memperbaiki, sebab saat ini masih tahap pemeliharaan. “Semua pihak harus bisa mengawasi, termasuk penegak hukum,” jelasnya.
Senada dengan yang dikatakan oleh Syahrul Gunawan, dia meminta agar persoalan tersebut segera disikapi. Apalagi, keberadaan kapal itu sangat dibutuhkan sebagai alat transportasi antar kepulauan.
Aktifis Sumenep Independen (SI) mengatakan, kerusakan mesin dan fasilitas lain sebelum melakukan pelayanan kepada warga kepulauan merupakan preseden buruk.
Bahkan, pihaknya curiga spesifikasi teknis patut dipersoalkan. “Kalau belum digunakan sudah rusak, kan perlu dipersoalkan,” jelasnya.
Selain itu, sambung dia, kecepatan kapal juga jadi pertanyaann, dimana keinginan awal di atas 8 knot per jam, bahkan bisa sampai 15 knot per jam.
Ternyata dari hasil hearing komisi III dan PT Sumekar tidak mampu untuk menempuh jarak itu. “Ini kan ada bisa diduga ada yang salah, belum lagi soal bodi kapal,” tuturnya.
Baca: Kapal DBS II Disarankan Dijual, Bagaimana PT Sumekar?
Untuk itu, pihaknya meminta meminta sejumlah pihak Inspektorat dan pihak terkait untuk menelusuri masalah ini. Sehingga, kapal yang dicanangkan sebagai penambahan transportasi laut bisa terwujud. “Harus diusut dan ditelusuri secara mendalam. Kami akan mengawal kasus ini,” jelasnya.
Sayangnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep Sustono belum bisa dimintai keterangan. Saat dihubungi melalui sambungan telepon selulernya tidak merespon, meski nada sambungnya terdengar aktif.
Baca: Kapal DBS II, Tak Bermanfaat dan Terus Makan Anggaran
Sekadar diketahui, sbelumnya, PT Sumekar telah mengembalikan kapal DBS III karena banyak yang tidak sesuai harapan. Salah satunya mesinnya tidak normal dan AC kapal mati. Saat ini PT Sumekar telah berkirim surat kepada Dinas Perhubungan dan juga Bupati Sumenep A Busyro Karim.
Pengadaan kapal ropeks yang diberi nama DBS III itu menelan anggaran yang bersumber dari co-sharing antara Pemprov Jawa Timur dan Pemkab Sumenep. Totalnya Rp 39 miliar.
Kapasita penumpang DBS III ini dibagi menjadi tiga kelas. Kelas I 10 orang, kelas II 45 orang, dan kelas III 252 orang. Kapal tersebut baru di launching pada 31 Oktober 2018 oleh Bupati Sumenep A Busyro Karim.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Sumenep memiliki sebanyak tiga armada laut, yakni DBS I yang telah lama beroperasi, DBS II yang saat ini mangkrak di pelabuhan Kalianget serta Kapal DBS III yang baru selesai dibuat pada 2018 lalu namun sudah banyak yang rusak. (JUNAIDI/ROS/VEM)