SUMENEP, koranmadura.com – Polemik bantuan dana hibah untuk pengadaan perahu dan mesin perahu di Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Sumenep, Madura, Jawa Timur terus menuai protes. Bahkan, instansi terkait dicurigai bermain sehingga bantuan tersebut diberikan kepada kelompok lain yang tidak mengajukan sejak awal.
Baca: Program Pokir Anggota Dewan di Arjasa Diduga Salah Sasaran
“Jika itu benar, kami sangat menyayangkan. Kami curiga dalam realisasi bantuan ini ada main, semacam transaksional,” kata Ketua Forum Masyarakat Inspriratif, Mohammad Fadal, Jumat, 8 Maret 2019.
Mestinya kata dia, organisasi perangkat daerah (OPD) selektif sebelum merealisasikan bantuan agar tidak salah sasaran. Sehingga bantuan tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat.
“Mestinya sejak awal dinas selektif, masak sampai salah sasaran. Kalau begitu, kan target pembangunan tidak akan tercapai. Karena bantuan yang mestinya diberikan pada orang yang butuh, malah diberikan kepada orang yang tidak bertanggung jawab. Karena kabarnya penerima yang saat ini masih jadi TKI,” jelasnya.
Oleh sebab itu dirinya meminta Dinas Perikanan selaku pengguna anggaran segera menyikapi persoalan tersebut. Sehingga tidak terjadi polemik di bawah, karena dipastikan calon penerima yang mengajukan sejak awal kecewa.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan Sumenep Arif Rusdi mengatakan jika bantuan tersebut telah diberikan kepada penerima.
Sebab, bantuan senilai Rp 200 juta itu merupakan usulan wakil rakyat di gedung parlemen melalui Program Pokok Pikiran Rakyat (Pokir) tahun 2018.
“Pokir itu usulannya Dewan, yang mengusulkan penerima dewan, nama kelompoknya dewan. Sudah nyampek (bantuan) pada kelompoknya sudah,” kata Arif Rusdi, Kepala Dinas Perikanan Sumenep, saat dikonfirmasi selasa lalu.
Selama ini kata dia tidak ada perubahan penerima. Meski Rusdi tidak menyebutkan nama kelompok dan juga pengurusnya. “Tidak tahu nama kelompoknya, tapi bantuan itu sudah sampai pada penerima dan tidak ada perubahan kelompok,” katanya saat ditanya mengenai perubahan pengurus.
Penerima bantuan pengadaan perahu dan mesin perahu berubah. Mestinya kelompok penerima Bintang Harapan dengan ketua Kelompok bernama Suiter, namun saat pencairan sekitar Desember 2018 nama ketua Pokmas berubah atas nama orang lain dengan nama Kelompok yang sama. (JUNAIDI/SOE/BETH)