SUMENEP, koranmadura.com – Kapal Motor Penumpang (KMP) Dharma Bahari Sumekar (DBS) III baru-baru ini beroperasi harus kembali tak berlayar karena terjadi kerusakan.
Saat ini kapal yang dibuat sekitar Rp 38 miliar itu dalam tahap perbaikan oleh PT Adiluhung Saranasegara Indonesia (PT ASSI), itu setelah dikembalikan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Kapal tersebut baru dioperasikan sekitar dua kali. “Sudah kami kembalikan pada rekanan, yakni PT Adiluhung untuk di dok (perbaiki),” kata Zainal Arifin, Direktur Pelaksana PT Sumekar, pada sejumlah media.
Diketahui, PT Sumekar merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak dibidang pelayaran.
Perbaikan, kata dia, diperkirakan memerlukan waktu sekitar satu minggu. Setelah itu baru akan dikembalikan kepada Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk kembali berlayar.
Kerusakan, kata dia, terjadi pada air conditioner (AC) dan mesin serta sejumlah fasilitas lain. “Perbaikan diperkirakan memerlukan satu minggu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Zainal mengatakan, saat ini kapal tersebut masih dalam tahap pemeliharaan. Sehingga saat terjadi kerusakan menjadi kewenangan rekanan pemenang tender. “Masa perawatan kurang lebih satu tahun. Jadi, kalau ada perawatan masih kadi keweangan rekanan,” tegasnya.
Sebelumnya PT Sumekar akan mengembalikan kapal III karena banyak yang tidak sesuai harapan. Salah satunya mesinnya tidak normal dan AC kapal mati. Saat ini PT Sumekar telah berkirim surat kepada Dinas Perhubungan dan juga Bupati Sumenep A Busyro Karim.
Pengadaan kapal ropeks yang diberi nama DBS III itu anggarannya merupakan co-sharing antara Pemprov Jawa Timur dan Pemkab Sumenep. Totalnya Rp 39 miliar.
Kapasita penumpang DBS III ini dibagi menjadi tiga kelas. Kelas I 10 orang, kelas II 45 orang, dan kelas III 252 orang. Kapal tersebut baru di launching pada 31 Oktober 2018 oleh Bupati Sumenep A Busyro Karim.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Sumenep memiliki sebanyak tiga armada laut, yakni DBS I yang telah lama beroperasi, DBS II yang saat ini mangkrak di pelabuhan Kalianget serta Kapal DBS III yang baru selesai dibuat pada 2018 lalu namun sudah banyak yang rusak. (JUNAIDI/ROS/DIK)