BLITAR, koranmadura.com – Tingkat kunjungan caleg ke makam keramat di Blitar meningkat. Peningkatan mulai terasa sejak awal tahun 2019. Dan terus naik signifikan sejak Februari 2019.
Mereka yang datang lebih awal, biasanya caleg yang berasal dari luar Jatim. Seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan luar Jawa. Sedangkan caleg dari Jatim, baru berziarah politik pada H-60 pelaksanaan pesta demokrasi.
“Yang dari jauh datang lebih awal. Sejak awal tahun itu bersama rombongan mereka datang. Peningkatan jumlah peziarah ke makam keramat dari kalangan caleg ini, lanjut Kahfi, jika diprosentase mencapai 70 persen. Ini karena sebagian besar mereka membawa rombongan dalam jumlah banyak.
“Selalu bawa rombongan, bisa dua sampai lima bus lho. Itu satu caleg. Padahal berapa jumlah caleg se Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya, semakin dekat pelaksanaan pemilu diprediksi akan semakin banyak caleg yang melakukan ziarah politik ke MBK ini. Dalam pekan ini, setidaknya ada tiga pejabat caleg DPR RI yang memberitahukan akan ziarah ke MBK pada malam hari. MBK sendiri ditutup pukul 17.00 wib.
“Pekan depan, sudah ada pemberitahuan tiga caleg DPR RI akan ke sini. Para pejabat yang sudah publik figur, enggan diketahui awam jika mereka ziarah ke makam pendiri bangsa ini. Mereka biasanya didampingi guru spiritualnya sendiri,” pungkasnya.
Ziarah politik menjadi ritual yang banyak dilakukan calon wakil rakyat. Mereka mendatangi lima makam untuk menggelar doa agar hajatnya terkabul.
Lima makam itu yakni, Makam Bung Karno (MBK) di Sentul, Makam Adipati Aryo Blitar di Kelurahan Blitar dan makam Pangeranan di sebelah timur Istana Gebang. Selain itu juga di petilasan Syeh Subakir di kompleks Candi Penataran Nglegok dan makam Djojodigdan atau lebih dikenal dengan sebutan makam gantung di Jalan Melati Kota Blitar. (DETIK.com/ROS/VEM)