SAMPANG, koranmadura.com – Karena banyak mendapat kritik, warna cat tugu Monumen Trunojoyo Sampang, yang sudah terlanjur dihias berwarna putih dan biru, akhirnya akan dirubah ke warna Tembaga, seperti warna asalnya.
Wakil ketua DPRD Sampang Abdussalam mengatakan, setelah dipertemukan semua pihak baik Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Komunitas Perupa Sampang (KPS), akhirnya warna cat tugu Monumen Trunojoyo yang sudah terlanjur tercat akan dikembalikan ke warna semula yakni warna cat pada demangan atau pegangan yaitu berwarna tembaga.
“Setelah kami mendapat laporan dari KPS, kami tindak lanjuti ke Bupati. Dan Bupati meresponnya dengan memberikan instruksi pada DLH. Kemudian kami pertemukana semua pihak yaitu DLH, Disporabudpar dan KPS,” ujarnya, Kamis, 21 Maret 2019.
Dari pertemuan tersebut semua pihak menjadi faham bahwa filosofi yang terdapat pada bentuk dan warna tugu Monumen Trunojoyo sudah tertuang dalam peraturan Bupati (Perbup). Sehingga tidak diperbolehkan mengubah bentuk dan warna catnya.
“Ini sebenarnya salah komunikasi saja, DLH sudah koordinasi dengan Disporabudpar, cuma karena tidak ngertinya staf Disporabudpar, akhirnya memperbolehkan pihak DLH merubah catnya. Tapi warna itu akan dikembalikan ke asalnya sesuai filosofi yang sudah ada,” jelasnya.
Sementara Kepala Disporabudpar Kabupaten Sampang, Aji Waluyo mengatakan, berdasarkan kesepakatan semua pihak dan berdasarkan ketentuan yang berlaku, pihaknya mengaku akan segera mengembalikan warna tugu Monumen Trunojoyo ke warna asalanya, yakni pada keris atau tombak berwarna emas dan pada demangannya atau pegangannya berwarna tembaga.
“Kami akan segera mengembalikannya ke warna semula. Karena dalam bentuk dan warna tugu terdapat filosofinya,” ucapnya singkat.
Sementara Ketua KPS , Alwan mengaku kecewa kepada pemkab yang semena-mena mengubah warna tugu Monumen Trunojoyo. Sebab sebelum tertuang dalam perbup, bentuk dan warna tugu tersebut menurutnya sudah berdasarkan ketentuan dan kesepakatan para tokoh dan ulama di Sampang pada 2003-2004 lalu.
Pada Tugu Monomen Trunojoyo terdapat tiga tombak yang mempunyai makna Iman, Islam dan Ihsan. Di rongga ketiganya ada tombak yang sangat jelas ketika diberi cahaya lampu.
Warna emas pada ujung tombak keris itu konon bermakna kemuliaan dan kesatriaan. Sedangkan warna tembaga pada demangan atau pegangannya bermakna semangat yang membara memberantas ketidak adilan.
“Kenapa berbentuk tombak, kok bukan menyerupai wajah manusia atau hewan? Karena Sampang merupakan wilayah dengan nilai agamis yang tinggi. Sehingga para ulama waktu itu menghindari bentuk-bentuk yang menyerupai hewan atau manusia. Sementara keris berbentuk tombak dengan demangan panjang tangkai dari pohon lamtoro itu merupakan simbolisasi senjata perjuangan trunojoyo,” ucapnya. (MUHLIS/BETH)