LAMONGAN, koranmadura.com – Banjir luapan Sungai Bengawan Solo di Lamongan, Jawa Timur, kini meluas. Banjir melanda 16 desa di 5 kecamatan di Lamongan. Di 16 desa ini, ratusan rumah terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 30 cm hingga 60 cm.
Ketua Satlak Penanggulangan Bencana Alam Lamongan, Yuhronur Efendi bahwa 16 desa di 5 kecamatan tersebut ada 481 rumah yang sudah terendam banjir.
“Rumah yang terbanyak terendam ada di Kecamatan Laren, yaitu sebanyak 373 rumah terendam,” kata Yuhronur Efendi kepada wartawan di kantornya, Sabtu, 9 Maret 2019.
Sementara untuk lahan pertanian hingga kini masih didata. Dirinya memperkirakan ratusan hektar lahan warga terendam.
“Untuk lahan pertanian yang terendam, kami masih terus melakukan pendataan sehingga belum ada data pasti. Diperkirakan ada ratusan lahan pertanian,” papar Yuhronur.
Pihaknya juga mempersiapkan personel dan alat berat jika sewaktu-waktu dibutuhkan dan digunakan. “Petugas, alat berat, bantuan sudah kami siapka. Jika dibutuhkan langsung kita kirim ke lokasi,” jelasnya.
Data yang dihimpun BPBD Lamongan menunjukkan 16 desa di 5 kecamatan yang terimbas banjir yakni, Kelurahan Banaran di Kecamatan Babat, Desa Jangkungkusumo di Kecamatan Maduran, Desa Mertani di Kecamatan Karanggeneng. Di Kecamatan Glagah, banjir merendam 4 desa, yaitu Desa Meluwur, Karangturi, Konang dan Mendolo.
“Untuk kecamatan Laren terbanyak yang terkena imbas luapan Bengawan Solo, yaitu Desa Durikulon, Keduyung, Pesanggrahan, Bulutigo, Mojoasem, Plangwot, Laren, Siser dan Centini,” tambahnya.
Sementara debit air yang ada di papan ukur Lamongan hingga saat ini masih berstatus Siaga Merah dengan ketinggian air di papan ukur Babat setinggi 8.23 peilschal. Sedangkan di papan ukur yang ada di Laren setinggi 5.70 peilschal dan juga berstatus Siaga Merah. Untuk pintu air yang ada di Babat Barrage (Pintu Gerak Babat) saat ini juga dibuka semua. (DETIK.com/ROS/DIK)