SUMENEP, koranmadura.com – Adanya dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum guru hingga mengakibatkan siswa meninggal dunia di SMAN Batuan, Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendapat respon dari pihak sekolah. Pihak sekolah mengklaim siswa meninggal lantaran sakit radiasi otak disebabkan karena sering main handpone.
Kepala SMAN Batuan, Solehuddin menegaskan, tidak membenarkan jika siswa yang dikabarkan meninggal dunia karena dianiaya itu tidak benar. Karena berdasarkan surat izin yang diterima pihak sekolah, siswa yang meninggal karena terkena efek radiasi Hp.
“Bahkan saat pihak sekolah berkunjung ke rumah sakit di Pemekasan, penyakit yang diderita tetap radiasi bukan penganiyaan,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu, 20 Maret 2019.
Namun Saleh tidak menampik jika siswa itu pernah dipukul oleh oknum guru agama. Namun, peristiwa tersebut terjadi pada Oktober 2018. Itu pun gayung hanya menyentuh didahi, tidak keras, itupun bukan dari belakang kepala.
“Setelah itu, siswa yang bersangkutan tetap sehat dan bersekolah seperti biasanya hingga akhir semister,” jelasnya.
Bahkan, kata dia, pada saat itu juga terdapat siswa yang juga dipukul dengan menggunakan gayung di dahinya, dan mengakuinya kalau pukulan itu tidak kasar. Sementara gayung yang digunakan juga sudah pecah.
“Jadi, bukan pecah setelah dipukulkan, namun gayungnya memang pecah sebelumnya. Karena gayung itu digunakan untuk menyiram tanaman,” jelasnya.
Dengan begitu pihak sekolah menegaskan tidak ada penganiyaan kepada siswa. Meski siswa itu pernah dipukul, namun tidak ada kaitannya karena sudah lima bulan lalu.
“Kami juga sudah mengklarifikasi kepada guru bersangkutan, teman sebangku dan teman lainnya. Jadi, dia sakit radiasi saja,” tuturnya.
Ditanya terkait laporan ke Polres, Solehoddin mengungkapkan, pihaknya hanya menunggu saja. Sebab, sampai detik ini belum ada pemanggilan untuk dimintai keterangan. “Soal itu kami akan tunggu. Akan kami jelaskan semua,” ungkapnya.
Sebagaimana diberitakan sejumlah media, keluarga siswa yang baru meninggal mendatangi Polres Sumenep. Keluarga mengadukan adanya dugaan penganiyaan oknum guru SMAN Batuan hingga menyebabkan siswa meninggal. (JUNAIDI/ROS/VEM)