SUMENEP, koranmadura.com – Polres Sumenep akan mendalami dugaan kasus penganiyaan siswa hingga meninggal dunia oleh oknum guru SMAN Batuan, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
“Penyelidikan atas kasus itu pasti akan kami lakukan. Itu dilakukan apabila memang ada pelaporan resmi kepada polres. Pasti akan kami tindaklanjuti,” kata AKP. Moh. Heri, Kasubag Humas Polres Sumenep, Kamis, 21 Maret 2019.
Baca: Penjelasan Kepsek SMAN Batuan Soal Dugaan Penganiayaan Siswa
Namun begitu, pihaknya belum memastikan kepastian laporan itu, sebab pihaknya belum berkoordinasi dengan Kasat Reskrim. “Memang kemarin ada pihak keluarga, yakni Bu De nya datang ke Polres terkait dugaan penganiyaan itu. Namun, kami masih mau bertanya kepastiannya, apakah sudah laporan atau tidak,” jelasnya.
Dia memastikan, berkas perkara yang sudah masuk maka diyakini akan diproses dengan pemeriksaan saksi. “Kalau sudah laporan, pasti ditindaklanjuti. Supaya tidak menjadi bola liar,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Sekolah SMAN Batuan Solehoddin saat dikonfirmasi membantah jika meninggalnya anak didiknya karena dipukul. Namun, dia memastikan anak asal Kecamatan Lambung Timur, Kecamatan Lenteng karena penyakit radiasi.
“Tidak ada penganiyaan, sesuai keterangan surat izin ke sekolah dia meninggal karena sakit radiasi Hp,” tegasnya.
Bahkan, kata dia, peristiwa pemukulan dilakukan pada bulan Oktober 2018 atau lima bulan sebelum sang anak meninggal dunia.
Sebagaimana diberitakan sejumlah media, keluarga siswa yang baru meninggal mendatangi Polres Sumenep. Keluarga mengadukan adanya dugaan penganiyaan oknum guru SMAN Batuan hinga menyebabkan siswa meninggal. Dan, pihak sekolah membantah. (JUNAIDI/ROS/VEM)