SAMPANG, koranmadura.com – Tiga bocah korban kekerasan seksual (pedofilia), sebut saja Mawar (10), Melati (10), dan Kenanga (9), asal Kecamatan Karang Penang, yang dilakukan oleh Sundakir (54), penjual pentol keliling asal Demak, Jawa Timur, saat ini mengalami trauma.
Tiga bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di desa setempat tersebut kini tidak lagi bersekolah karena menjalani terapi Psikologi Traumatik dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DKBPPPA) Kabupaten setempat.
“Ketiga korban sekarang mendapat pendampingan dari kami. Sejak peritiwa, tim kami telah mendampingi korban. Sabtu besok kami dengan Psikolog akan ke rumah korban. Pendampingan ini untuk membangun kembali dan memperbaiki mental korban,” tutur Masruroh selaku Kabid P2TP2A, Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DKBPPPA) Kabupaten setempat.
Masruroh mengungkapkan, peristiwa yang menimpa tiga korban anak di bawah umur yang terjadi di wilayah Karang Penang dinilai sangat menyedihkan. Bahkan kasus yang dilakukna pelaku Sundakir menurutnya lebih parah dari kasus kekerasan seksual sebelumnya dikarenakan pelaku melakukan tindakan a susila kepada tiga korban sekaligus.
“Kasus a susila yang sekarang lebih parah karena korbannya tiga dan di bawah umur,” tegasnya.
Sepanjang 2019, lanjut Masruroh membeberkan, pihaknya telah mencatat sebanyak 10 kasus kekerasaan seksual terhadap anak dan perempuan. Jumlah kasus tersebut merupakan kasus yang sudah dilaporkan kepada Polisi dan tim P2TP2A.
“Pendampingan ini dilakukan hingga proses peradilan. Ke depan kami terus berupaya melakukan sosialisasi perlidungan perempuan dan anak terpadu berbasis masyarakat,” pungkasnya.
Sedangkan kasus pedofilia tersebut kini sudah dalam proses gelar perkara oleh pihak Polres setempat. (MUHLIS/ROS/VEM)