SUMENEP, koranmadura.com – Demonstrasi mahasiswa yang tergabung dalam Front Aksi Mahasiswa Sumenep (Fam’s) di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, awalnya berjalan lancar, Kamis, 4 April 2019.
Puluhan mahasiswa itu menyampaikan orasi di pintu gerbang Kantor Pemkab sebelah barat. Puluhan perseonel kepolisian dan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat siaga mengamankan jalannya aksi.
Dalam aksinya kali ini, mahasiswa ingin menyampaikan aspirasi langsung kepada Bupati atau Wakil Bupati Sumenep. Di antaranya terkait dengan janji-janji politik Bupati dan Wabup. Mereka minta ditemui di luar ruangan.
Setelah sekian lama berorasi, terlihat ada perwakilan dari Pemkab Sumenep yang ingin menemui mahasiswa. Hanya saja, mereka bersikukuh ingin ditemui langsung oleh Bupati atau Wabup.
Alih-alih memberikan kesempatan kepada perwakilan Pemkab menyampaikan sepatah dua kata, mahasiswa tetap berorasi dan minta Bupati atau Wabup keluar. Namun yang bersangkutan tetap tak kelihatan ujung hidungnya.
Menyikapi hal tersebut, mahasiswa mulai bergeser. Dari sebelumnya di depan pintu gerbang ke tengah jalan. Mereka membuat lingkaran. Bahkan, sebagai bentuk kekecewaan, mahasiswa sempat ingin membakar ban bekas.
Melihat hal tersebut, polisi langsung mencegahnya. Aparat merampas ban bekas yang hendak dibakar. Namun mahasiswa tak membiarkan begitu saja. Akibatnya, aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi tak bisa dihindari.
Korlap aksi, Dimas Wahyu Abdillah mengaku kecewa terhadap Bupati Sumenep. Dia menilai, sejauh ini orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep tidak serius untuk mendengar aspirasi masyarakat dan berdiskusi dengan mahasiswa.
“Itu yang membuat kami kecewa. Itu yang membuat kami berinisiatif membakar ban dan sebagainya. Bupati sampai sekarang tidak serius untuk berdiskusi dan mendengarkan aspirasi masyarakat,” ujarnya, usai aksi. (FATHOL ALIF/SOE/VEM)