SUMENEP, koranmadura.com – Jumlah penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang mengalami musibah mencapai 27 orang. Jumlah tersebut di luar pengawas Pemilu.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumenep, dari 27 orang itu, empat di antaranya meninggal dunia. Mereka adalah Asnawi (Anggota PPS di Desa Longos), Syaiful (Ketua KPPS di Desa Tamidung), Hasis (Anggota KPPS di Desa Prancak) dan Suliman (Ketua KPPS di Desa Kerta Barat).
Sementara 23 orang lainnya sakit. Bahkan ada yang sempat harus dirawat di RSUD Budi Pamekasan. “Totalnya 27 orang. Sakit 23 orang dan 4 orang meninggal dunia,” kata salah seorang Komisioner KPU Sumenep, Abdul Hadi, Kamis, 25 April 2019.
Dia memastikan, penyelenggara Pemilu 2019 yang meninggal dunia tersebut akan mendapat santunan. Sementara bagi penyelenggara yang sakit menurut dia sejauh ini pihaknya belum mendapat informasi.
“Tapi yang jelas, untuk teman-teman penyelenggara yang sakit itu sudah kami ajukan kepada KPU RI. Harapannya mereka juga mendapat bantuan. Tapi kalau yang meninggal dunia itu sudah pasti akan dapat santunan,” tegasnya.
Lebih lanjut Hadi menyampaikan, rencananya besok, Jumat, 26 April 2019, komisioner KPU bersama jajaran sekretariat akan silaturrahmi (ta’ziyah) ke rumah duka. “Kami akan berkunjung ke rumah empat orang yang meninggal tersebut,” pungkas dia.
Sekadar diketahui, selain di jajaran KPU sekitar 20 orang pengawas Pemilu 2019 di kabupaten paling timur Pulau Madura, mulai dari tingkat kecamatan (Panwascam) hingga pengawas tempat pemungutan suara (PTPS), juga jatuh sakit.
Mereka sakit akibat kelelahan menjalankan tugasnya melakukan pengawasan untuk memastikan Pemilu berjalan sesuai aturan. Para pengawas yang sakit itu harus dirawat di Puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis. (FATHOL ALIF/SOE/VEM)