SUMENEP, koranmadura.com – Keinginan masyarakat Kecamatan/Pulau Masalembu, Sumenep, Madura, Jawa Timur, untuk memiliki Bandar Udara (Bandara) terancam kandas. Hingga saat ini pembangunan bandara belum ada kejelasan meski rencana Pemerintah Daerah telah lama dilontarkan.
Anggota Komisi III DPRD Sumenep Darul Hasyim Fath mengatakan, keberadaan Bandara menjadi kebutuhan masyarakat. Sebab, saat ini ketersediaan transportasi masih minim.
“Bandara Masalembu itu sangat mendesak karena menjadi kebutuhan masyarakat. Namun, sampai detik ini tak ada kejelasan. Ini sama halnya menggantung keinginan masyarakat,” katanya, Rabu, 10 April 2019.
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, belum adanya kejelasan pembangunan bandara dikarenakan tidak adanya keseriusan dan minimnya political will dari pemerintah baik pusat maupun daerah.
Menurutnya, bandara itu merupakan anggaran sharing. “Kan itu dibagi, ada runway dan fasilitas lainnya. Tinggal kemauan pemerintah saja,” jelasnya.
Sebenarnya, kata Darul, untuk bandara di kepulauan akan menggunakan aset milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMN). Namun demikian, sampai detik ini tidak ada kepastian. “Tidak ada kepastian. Kami tegaskan ini menjadi kebutuhan warga,” jelasnya.
Politisi muda ini mengungkapkan, keberadaan bandara Masalembu sangat layak, sebab mobilitas warga cukup besar. Tidak hanya warga, lanjutnya, melainkan juga untuk penjualan ikan. “Jadi, akan ada mobilisasi cukup tinggi, dan layak adanya bandara,” tegasnya.
Darul Hasyim Fath menambahkan, keberadaan transportasi kepulauan Masalembu selama tidak pakai pesawat masih terbantukan dengan adanya kapal perintis Sabuk Nusantara. “Makanya, transportasi laut masih efektif,” tegas Darul. (JUNAIDI/ROS/DIK)