Oleh: Miqdad Husein
Pernyataan mengejutkan kembali dilontarkan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Dalam kesempatan kampanye di Karawang, Jawa Barat, Capres yang berpasangan dengan Sandiaga Uno menyampaikan pernyataan bernada spekulatif.
“Ada yang mengatakan kepada saya Pak Prabowo yang menang ini sudah dibicarakan, yang menang nanti Prabowo’. Tapi ada rencana yang dilantik jadi presiden orang lain,” kata Prabowo saat kampanye di Lapangan Galuh Mas, Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/3/2019) seperti dikutip Detik.com.
Dijelaskan Capres Prabowo Subianto bahwa ada pihak yang mengatakan bahwa dirinya akan memenangi Pilpres 2019. Namun, nantinya akan ada kecurangan untuk menggagalkan kemenangan itu.
Pernyataan bernuansa spekulatif dan cenderung menebak-nebak karena pemungutan suara belum dilaksanakan itu tak selayaknya terlontar apalagi disampaikan dihadapan massa. Akan mudah merebak asumsi dan bahkan kecurigaan liar dari masyarakat luas pendukung Prabowo-Sandiaga. Pada ujungnya jika ternyata dalam perhitungan riil pasangan nomor urut 02 itu kalah bukan hal luar biasa -karena termakan pernyataan spekulatif- masyarakat pendukungnya akan mudah terpancing ekspresi liar yang berbahaya.
Langsung atau tidak langsung pernyataan itu bisa potensial mengusik munculnya konflik horizontal di antara pendukung. Masyarakat karena pernyataan bernuansa menebar ‘ketakpercayaan’ itu akan mudah sekali terpantik tindakan anarkis.
Beberapa waktu lalu Haikal Hassan, salah satu pendukung Prabowo menyampaikan pernyataan sejenis dalam twittnya. Haikal mengatakan Prabowo tak perlu kampanye karena diyakini menang. “Tinggal nanti lakukan audit forensik KPU,” katanya.
Sebagai tokoh nasional apalagi telah berada pada posisi Capres seharusnya Prabowo Subianto tidak menebar bibit-bibit amarah ke tengah masyarakat. Mendorong masyarakat agar mengawasi seluruh proses Pilpres jauh lebih arif karena akan menyemangati partisipasi masyarakat.
Belakangan memang terasa ada upaya menciptakan ketakpercayaan kepada KPU. Prosesnya sangat massif dan sistematis baik melalui penyebaran hoaks maupun pernyataan tokoh-tokoh di lingkaran pendukung pasangan nomor 02.
Bahkan hasil survei pun dimanipulasi untuk mengesankan bahwa Prabowo-Sandiaga menang. Pemutarbalikan survei Roy Morgan yang aslinya memenangkan Jokowi disebarkan memenangkan Prabowo dan disebar secara massif. Luar biasa.
Fenomena plintiran opini dan penyesatan informasi serta provokasi kemenangan jelas sangat berbahaya. Masyarakat secara tak langsung didorong bertindak atas dasar kepentingan di luar akal sehat. Dan bukan hal luar biasa bila nantinya terjadi konflik sosial atas dasar bibit kecurigaan, ketakpercayaan dan kebencian yang telah tersebar.
Masyarakat kini dapat memahami kubu siapa sebenarnya yang menghalalkan segala cara termasuk dengan mengorbankan rakyat. (*)
*Kolumnis, tinggal di Jakarta.