SAMPANG, koranmadura.com – Najwa Ameera Kurniawan (8), siswi kelas 2 SDN2 Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, kini menjadi buah bibir. Pasalnya, dia berhasil menyabet medali perak saat mengikuti lomba Thailand International Mathematical Olympiad (TIMO) pada 4-8 April 2019 lalu.
Selain mengharumkan nama baik daerah asalnya melalui olimpiade internasional yang diikuti 21 negara, siswi ini menjadi buah bibir diakarenakan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dinilai tutup mata. Bahkan sejumlah grup WhatsApp menyentil keberadaan Dewan Pendidikan setempat yang tidak respons terhadap perjuangan siswi tersebut.
Bagaimana tidak demikian, keberangkatan dan kepulangan siswi itu mengikuti olimpiade murni menggunakan biaya pribadi. “Sangat prihatin dengan lemahnya respons pemerintah kabupaten Sampang melalui Dinas Pendidikan terhadap prestasi yang diraih oleh salah satu putri terbaik Sampang pada event TIMO. Sikap acuh tak acuh yang ditunjukan Disdik sejak awal keberangkatan sampai kedatangannya merupakan bukti nyata kurang pedulinya kepada anak-anak bangsa yang berprestasi. Padahal Najwa bisa menjadi icon dan motivator bagi siswa-siswi lainnya agar terus belajar guna berpacu meraih prestasi,” tutur Tamsul, salah seorang Aktivis Sampang, Asal Kecamatan Sokobanah, Kamis, 10 April 2019.
Tamsul menilai, tidak heran jika tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sampang di bidang pendidikan sangat lemah, bahkan terendah se-Jawa Timur.
“Kami heran, padahal penganggaran di Disdik Sampang lebih dari Rp 500 miliar setiap tahunnya. Kami berharap kepada disdik agar punya rasa kepedulian untuk peserta didik di Sampang. Karena mereka adalah harapan bangsa dan penentu bangsa ini di masa yang akan datang,” ucapnya.
Sementara Kabid Pembinaan SD, Disdik Kabupaten Sampang, Achmad Mawardi menyatakan, alasan pemerintah tidak bisa membiayai pelajar berprestasi yang dikirim hingga ke luar negeri karena yang menyelenggarakan kegiatan olimpiade adalah pihak ketiga atau swasta. Sehingga kegiatan tersebut tidak ada koordinasi dengan Kemendikbud.
“Itu bukan kegiatan olimpiade resmi atau ada kerjasama dengan Kemendikbud, model seperti ini sekarang banyak di sini, sehingga kami tidak memiliki anggaran untuk membiayainya, Disdik hanya membiayai kegiatan olimpiade resmi yang dilaksanakan oleh pemerintah berjenjang dari tingkat kabupaten sampai nasional seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN),” jelasnya.
Namun demikian, pihaknya mengaku bangga atas prestasi yang didaptkan siswi SDN 2 Ketapang Barat itu, meski keikutsertaannya dari awal tidak diketahuinya.
“Jadi atas keikutsertaan siswi SDN 2 Ketapang Barat ini kami tidak tahu karena dari awal tidak ada koordinasi, tahu-tahu sudah menang, tapi kami bangga. Sebagai rasa bangga kami, Disdik nanti akan memberikan reward saat Hari Pendidikan Nasional (Hadiknas) pada Mei mendatang,” akunya.
Terpisah, Bupati Sampang, H Slamet Junaidi juga mengaku bangga atas prestasi Najwa Ameera Kurniawan. Bahkan pihaknya mengaku akan memerintahkan Disdik untuk membantu siswi tersebut. Sebab menurutnya, dengan prestasi yang didapatkannya tentu membawa harum nama baik Indonesia dan Sampang.
“Tentunya pemerintah harus hadir memberikan apresiasi, kalau memang layak diberikan beasiswa dari SD hingga perguruan tinggi. Apresiasi pemerintah bukan harus melihat olimpiade swasta ataupun resmi. Yang terpenting itu yang membawa harum nama baik Kabupaten Sampang,” tegasnya.
Sekadar diketahui, Najwa Ameera Kurniawan ini sebelumnya pernah meraih medali emas di ajang Topaz Olimpiade Nasional pada Februari 2019 lalu mewakili Provinsi Jatim. Kemudian pernah juga mendapatkan perunggu saat mengikuti JMFC di Jember. (MUHLIS/ROS/DIK)