PAMEKASAN, koranmadura.com – Puluhan relawan capres dan cawapres nomor urut 02 kembali mendatangi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin, 8 April 2019.
Kedatangan mereka menuntut Bawaslu setempat untuk serius menangani persoalan dugaan Kapolsek Kota Pamekasan yang tidak netral. Menurut mereka, sampai saat ini, laporannya masih belum diregister.
“Terus terang kami kecewa terhadap kinerja Bawaslu karena sampai saat ini laporan kami itu masih belum diregister,” jelas anggota relawan, Khairul Kalam.
Pihaknya dengan tegas meminta Bawaslu untuk bekerja profesional dan tidak pandang bulu. “Kami percaya bahwa Bawaslu tetap profesional dan kami menunggu 7 hari kinerja Bawaslu,” tambahnya.
Namun, jika laporannya tak kunjung diproses, pihaknya mengancam aksi demonstrasi. “Akan turun jalan,” imbuhnya.
Sementara itu, anggota Komisioner Bawaslu Pamekasan, Hanafi memastikan bahwa pihaknya bakal bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan. “Nanti biar masyarakat yang menilai seperti apa kerja Bawaslu itu,” kata Hanafi.
Hari ini, kata Hanafi, pihaknya merilis terkait dengan laporan itu karena sudah dilengkapi oleh pelapor. “Tadi kita sudah rapat dengan pimpinan Bawaslu Kabupaten Pamekasan untuk meregister laporan ini, berarti kalau sudah diregister sudah memenuhi syarat formil,” tegasnya.
Sebelumnya, relawan juga mendatangi kantor Bawaslu untuk melaporkan dugaan Kapolsek Kota Pamekasan tidak netral dalam Pemilu 17 April mendatang. Hal tersebut diketahui saat masyarakat mengadukan video yang beredar beberapa hari yang lalu.
“Kedatangan kita untuk menindak lanjuti aduan dari masyarakat Pamekasan. Ada video beredar bahwasanya Kapolsek kota tidak netral, bahkan dalam videonya yang bersangkutan juga memfitnah Paslon 02,” jelas Khairul Kalam. (Sudur/SOE/DIK)