SURABAYA, koranmadura.com – Menjelang pelaksaan pemilu 17 April 2019 Yenny menilai adanya upaya mendelegitimasi KPU. Rakyat didorong dengan isu dan berbagai pernyataan agar mereka tidak mempercayai keabsahan pemilu yang diselenggarakan KPU.
Ditemui setelah acara Deklarasi dukungan Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) untuk Jokowi-Ma’ruf Amin, Minggu 7 April 2019, Yenny menyerukan agar rakyat bersama-sama mendukung KPU. “Penyelenggara pemilu ini harus kita bantu untuk menyelenggarakaan pemilu secara ferr, dan adil. Dan semua pihak harus taat aturan,” serunya.
Menurutnya, tidak ada alasan bagi pihak mana pun untuk tidak mempercayai KPU. Sebab seluruh komisioner KPU yang bertugas menyelenggarakan pemilu saat ini adalah orang-orang yang dipilih bersama oleh perwakilan partai-partai yang ada di DPR. “Termasuk oleh partai-partai pendukung oposisi. Bahkan partainya pak Prabowo sendiri ikut menyeleksi,” ungkapnya.
“Oleh karenanya, bila ada yang mewacanakan bahwa pemilu ini curang, ada suara tercuri, dan segala macam, itu tuduhan yang akan mendelegitimasi KPU. Mari kita jaga KPU dari hal-hal semacam itu,” lanjutnya.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa ada tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos di pelabuhan merak. Isu ini menurut Mahfud MD bisa mendelegitimasi KPU dan pelaksanaan Pemilu. Sebab kabar yang kemudian terbukti tidak benar itu akan menimbulkan kesan bahwa sejak dari awal ada upaya untuk berbuat curang dalam pemilu.
Selain itu, beberapa minggu terakhir ramai isu tentang upaya pencurian suara lewat server penghitungan hasil pemilu yang dimiliki KPU. Namun hal ini juga dibantah oleh Mahfud MD. Menurutnya, apa pun yang terjadi pada server KPU, masih ada penghitungan manual. Bila terjadi selisih antara hasil penghitungan melalui komputer dan hasil penghitungan manual, maka yang dimenangkan tentu penghitungan manual. (BETH)