SUMENEP, koranmadura.com – Pemerintah terus memberikan bantuan bibit gratis bagi petani tembakau, termasuk tahun 2019. Namun, bantuan yang diberikan tahun ini di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengalami penyusutan dibandingkan tahun 2018.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Kabupaten Sumenep, tahun ini bantuan untuk penangkaran bibit hanya tersebar di 10 titik. Sementara tahun 2018 bantuan benih dan pembibitan terbesar di 17 titik penangkar untuk lahan tegal dan gunung.
“Sekarang sedikit, hanya 10 titik,” kata Abdul Hamid, Kabid Perkebunan, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dishortbun) Sumenep.
Namun, Hamid enggan merinci lokasi penangkaran tahun ini, termasuk anggaran yang disediakan untuk pembibitan tembakau tersebut. “Hanya di Kecamatan Guluk-guluk yang dua titik,” katanya.
Nantinya, kata dia, bibit tembakau hasil penangkaran tidak boleh dijual belikan, harus disalurkan kepada petani secara gratis.
“Bantuan bibit tetap melaksanakan, artinya pemberian bibit cuma-cuma tetap diprogramkan,” jelasnya.
Sementara jenis bantuan bibit yang diberikan adalah varietas Prancak N1. Sebab, berdasarkan hasil survei varietas tersebut sangat bagus dibandingkan varietas lain, karena kadar air tidak terlalu tinggi.
Selain itu, sebagai langkah Pemerintah Daerah untuk mempertahankan varietas lokal. “Harus dipertahankan,” tegasnya.
Hamid berharap, adanya bantuan tersebut bisa meringankan petani dalam segi permodalan. Petani sudah tidak lagi mengeluarkan biaya pembelian bibit.
Diketahui, ploting area tahun ini di Sumenep sebanyak 21.893 hektar dengan target produksi sebanyak 14 ribu ton dengan perkiraan 600 kuintal per hektar dan kebutuhan bibit sekitar 547.325.000 batang. Sementara lokasi penanaman tembakau hanya tersebar di 17 kecamatan wilayah daratan. Sedangkan jumlah kecamatan di Sumenep sebanyak 27 kecamatan.
Saat ini petani sudah bisa memulai melaukan penyemaian bibit tembakau. Karena sudah memasuki musim kemarau.
“Berdasarkan hasil informasi dari BMKG, dekade ketiga April sudah masuk musim kemarau. Jadi, petani sudah bisa memulai tanam tembakau,” tegas Hamid. (JUNAIDI/ROS/VEM)