SUMENEP, koranmadura.com – Per Kamis, 25 April 2019 lalu, media ini mencatat jumlah petugas Pemilihan Umum (Pemilu) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang meninggal dunia masih empat orang. Namun berdasarkan saat ini jumlahnya bertambah.
Sesuai data terbaru Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumenep, jumlah “pejuang demokrasi” yang meninggal dunia di tengah-tengah menjalankan tugasnya ialah sebanyak enam orang.
Mereka adalah Asnawi (Anggota PPS di Desa Longos, Kecamatan Gapura), Syaiful (Ketua KPPS di Desa Tamidung, Kecamatan Batang-Batang), Hasis (Anggota KPPS di Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan), Suliman (Ketua KPPS di Desa Kerta Barat, Kecamatan Dasuk), Yahya (anggota PPS di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru) dan Akwiro (anggota KPPS di Desa Banmaleng, Kecamatan Giligenting).
Tak hanya yang meninggal dunia, penyelenggaran Pemilu jatuh sakit juga bertambah. Dari yang sebelumnya disebutkan sebanyak 23 orang, data terakhir menyebutkan bahwa jumlahnya mencapai 30 orang.
“Mereka kelelahan saat menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara Pemilu mulai dari proses pemungutan suara, penghitungan hingga pengembalian logistik dari KPPS hingga kecamatan,” ungkap salah seorang komisioner KPU Sumenep, Abdul Hadi.
Mengenai santunan kepada petugas Pemilu yang meninggal dunia dan sakit, menurut Hadi saat ini sudah ada kejelasan dari Kementerian Keuangan. Untuk yang meninggal, menurutnya, akan menerima santunan sekitar Rp 36 juta. “Sedangkan untuk yang sakit, paling kecil itu sekitar 8,5 juta,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, Pemilu 2019 telah berlangsung pada 17 April lalu. Tahapan yang saat ini masih berlangsung di kabupaten paling timur Pulau Madura ialah rekapitulasi tingkat kabupaten yang telah dimulai sejak kemarin di Gedung Islamic Center Bindara Saod. (FATHOL ALIF/ROS/DIK)