SAMPANG, koranmadura.com – Selain menjadi kewajiban bagi kaum muslim, puasa Ramadan tentunya banyak hikmah, syafaat dan manfaatnya bagi orang yang sungguh-sungguh melaksanakannya.
Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sampang, Moh. Hasan Jailani menyampaikan, manfaat puasa bagi kesehatan tentunya sangat besar pengaruhnya karena puasa dijadikan sebuah terapi kesehatan untuk berbagai penyakit yang ada di dalam tubuh kita, misalnya jantung dan diabetes.
“Kenapa puasa bisa dijadikan terapi kesehatan, itu karena berpuasa sifatnya melatih stres, bukan hanya stres fisik saja, tapi sampai ke organ dan sel-sel yang ada di dalam tubuh kita,” jelas Mas Mamak sapaan akrabnya, Jumat, 10 Mei 2019.
Tidak hanya itu saja, mantan LPBNU Sampang ini juga memaparkan, seseorang yang berpuasa mampu menstresor kekebalan tubuh, kekuatan syaraf, fungsi pencernaan, fungsi jantung, dan bahkan sampai bisa menstresor ke tulang-tulang dan sel-sel organ di dalam tubuh.
“Maksud dari stresor dalam bidang kesehatan adalah stimulus atau peristiwa yang menimbulkan respon stres pada suatu organisme,” katanya.
Di bidang ilmu kesehatan, berpuasa adalah hal yang sangat menyehatkan. Bahkan khasiat berpuasa menurutnya juga diakui oleh para ilmuan barat. Terapi puasa dalam dunia barat biasa disebut dengan intermittent fatsing atau puasa yang intermitten.
“Puasa Intermitten itu tidak makan, ada jeda beberapa jam terus makan lagi. Dalam bahasa kita istilahnya waktu berbuka puasa dan saat sahur,” paparnya.
Intermittent fatsing, menurut Pria berkacamata ini, sudah banyak digunakan untuk melakukan terapi pengobatan sejumlah penyakit seperti epilepsi, jantung, saraf, nyeri, dan sebagainya.
“Akan tetapi, berpuasa juga dapat mengasah kepedulian dan kepekaan sosial antar sesama, jadi puasa sendiri mempunyai makna yang kompleks baik untuk kesehatan fisik maupun psikis pribadi dan sosial,” jelasnya. (MUHLIS/ROS/VEM)