SUMENEP, koranmadura.com – Proses tender Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA) di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Sumenep, Madura, Jawa Timur diduga tak berlangsung tak ‘sehat’. Indikasi tak sehat tersebut terkuak setelah persyaratan dukungan diarahkan kepada salah satu perusahaan tertentu. Sehingga terkesan mengenyampingkan yang lain.
Dugaan tersebut bisa dilihat dalam persyaratan dukungan suplay CPMA harus memiliki hasil laboratorium dan diunggah dalam dokumen penawaran yang diterbitkan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Kemudian juga diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan).
“Yang menjadi pertanyaan kita adalah yang diterbitkan Pusjatan. Padahal, tender tahun lalu tidak ada persyaratan itu, hanya dari KAN saja,” kata Saifuddin, Ketua Lembaga Independen Pengawas Keuangan (LIPK) Sumenep, saat ditemui di Kantor LPSE Sunenep.
Menurut Saifuddin saat ini perusahaan yang memiliki sertifikat dikeluarkan diperkirakan hanya satu perusahaan di Sumenep. Sebab, ini dikeluarkan di Bandung oleh Kementerian. “Mengapa harus jauh-jauh ke sana, ini kentara dugaan pengondisiannya,” jelasnya.
Apabila ini terjadi, sambung dia, maka dimungkinkan akan terjadi dominasi pekerjaan. Bisa saja perusahaan tertentu yang akan mengambil manfaat dalam pekerjaan ini. “Kami menduga pada akhirnya akan terjadi monopoli pekerjaan. Ini yang tidak sehat,” ungkapnya.
Bayangkan, terang dia, dari 17 paket kegiatan coldmix atau asbuton lalu dikerjakan oleh satu perusahaan. Sebab, anggarannya terendah sekitar Rp 400 juta hingga Rp 3 miliar lebih. “Dari 17 Paket itu diperkirakan mencapai Rp 40 miliar,” ucapnya.
Untuk itu, pihaknya meminta untuk dikaji ulang persyaratan tender tersebut. Sehingga, tidak terjadi monopoli.
“Mumpung belum selesai tendernya, Kami hanya ingin minta ada kajian ulang terkait ini. Supaya, tak ada monopoli pekerjaan. Meski hasil Aanwizing persyaratan tak ada perubahan,” tukasnya.
Kepala LPSE Mustangin saat dihubungi media ini tidak memberikan respon. Saat didatangi ke kantornya juga tidak ada di tempat. “Bapak sedang salat, dan habis ini ada acara,” kata stafnya kepada sejumlah media.
Kepala Dinas PU Bina Marga Eri Susanto belum bisa dikonfirmasi terkait masalah ini. Saat dihubungi melalui sambungan telepon, tidak diangkat. Meskipun nada sambung pribadinya terdengar aktif. (JUNAIDI/SOE/DIK)