PAKISTAN, koranmadura.com – Pakistan adalah negara yang sebelumnya dianggap memiliki prevalensi Human Immunodeficiency Virus (HIV) rendah. Namun kini Pakistan menurut data yang dihimpun Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tahun 2017 memiliki pertumbuhan HIV tertinggi kedua di Asia.
Terkait hal tersebut, belakangan dilaporkan terjadi wabah HIV yang menimpa ratusan warga miskin di daerah pedesaan Pakistan. Dinas kesehatan setempat menyebut lebih dari 400 orang, sebagian besar anak-anak, terkonfirmasi positif HIV.
Dikutip dari Al Jazeera pada Kamis, 16 Mei 2019, setidaknya dalam sebulan terakhir ada lima ruangan klinik pemeriksaan sementara didirikan di desa Wasayo, Provinsi Sindh. Ruangan tersebut digunakan oleh petugas untuk melakukan skrining HIV massal.
“Mereka datang beramai-ramai,” kata seorang dokter di salah satu klinik yang kewalahan menghadapi pasien dengan peralatan seadanya.
Sikandar Memon dari Sindh Aids Control Programme mengatakan wabah ini terjadi akibat maraknya praktik dokter abal-abal. Laporan melihat sekitar 600 ribu dokter palsu beroperasi di Pakistan dan 270 ribu di antaranya ada di Sindh.
“Demi menghemat uang, para dokter palsu ini akan menyuntikkan banyak pasien dengan satu jarum suntik. Ini bisa menjadi penyebab utama penyebaran kasus HIV,” kata Sikandar.
Beberapa orang tua dari anak yang positif HIV hanya bisa mengungkapkan rasa marah, sedih dan kekecewaannya. “Saya mengutuk mereka yang menyebabkan anak-anak kita terinfeksi,” kata Nisar Ahmed, seorang ayah yang mengetahui anak gadis satu tahunnya positif HIV. (DETIK.com/ROS/VEM)