PAMEKASAN, koranmadura.com – Baliho ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siroj yang dipasang di pertigaan Bandungan, Kecamatan Pakong, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, disobek orang tak dikenal.
Baliho berukuran 3×5 meter tersebut dipasang oleh pengurus PC NU Pamekasan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah. Baliho itu menampilkan foto KH. Miftahul Akhyar (Rais Aam PBNU), KH. Said Aqil Siradj, KH. Afifuddin Thaha (Rais Syuriah PCNU Pamekasan) dan KH. Taufik Hasyim (Ketua PCNU Pamekasan).
Tampak yang disobek oleh orang tak dikenal itu hanya foto KH. Said Aqil Siradj dibagian muka, sementara kopiah hitam yang dikenakan masih utuh.
Ketua PCNU Pamekasan, KH. Taufik Hasyim tampak kecewa dan mengecam tindakan orang tidak bertanggung jawab tersebut. Semestinya, masyarkat bisa menjaga sikap dan saling menghormati satu sama lain.
“Baliho yang terpasang itu ucapan selamat Idul Fitri. Kejadiannya juga bersamaan dengan momen hari raya umat Islam. Jadi, yang melakukan itu pasti orang yang tidak berakhlak dan tidak mempunyai dasar iman, karena orang yang beriman dan berakhlak tidak akan melakukan hal semacam itu,” kata KH. Taufiq Hasyim, dalam rilis yang diterima koranmadura.com, Selasa, 11 Juni 2019.
Diduga kuat perobekan foto KH. Said Aqil Siradj dilatarbelakangi kebencian atau rasa iri terhadap kebesaran Nahdlatul Ulama.
“Kalau tidak, pelakunya itu orang gila yang tidak berilmu dan hatinya sudah kotor dengan dipenuhi kebencian kepada NU. Bisa juga dia itu orang yang ambisi menjadi pimpinan organisasi dan ingin masuk NU, tapi malu karena sudah sangat membenci NU atau dia tidak tahan melihat dakwah NU yang bisa diterima semua kalangan,” terangnya.
Meski NU mengalami provokasi, Alumni Ma’had Riyadhul Jannah Rosefah, Arab Saudi tetap menyerukan warga NU Pamekasan, agar tetap tenang dan tidak terpancing oleh provokasi seperti apapun yang dilakukan orang tak dikenal.
Menurutnya, sampai datik ini NU tidak pernah memiliki masalah dengan siapapun. Oleh karenanya, warga NU harus tetap tenang.
Namun pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Ulum Sumber Anom, Palengaan, Pamekasan, itu meminta aparat menindak tegas para pelaku provokasi di Pamekasan, dan menangkap aktor intelektualnya, karena negara ini bisa hancur, jika para provokator tidak ditangkap
“Silakan kalian membenci, silakan kalian iri dan silakan kalian hasud kepada NU. InsyaAllah, NU ke depan akan semakin maju, eksis dan terus berdakwah sesuai garis khitthah,” pungkasnya. (RIDWAN/SOE)