PAMEKASAN, koranmadura.com – Program bantuan insentif untuk guru ngaji dan musala yang pernah direalisasikan Pemkab Pamekasan sebelumnya diduga sebagian salah sasaran. Akibatnya, janji bantuan tersebut belum bisa direalisasikan dengan dalih masih tahap verifikasi.
Pemberian bantuan insentif tersebut merupakan janji politik Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dan Wakil Bupati Raja’e. Namun, janji itu belum bisa wujudkan. Sebab, pemerintah masih melakukan verifikasi faktual ke lapangan terkait objek calon penerima bantuan.
Wakil Bupati Raja’e mengatakan data yang dimilikinya jumlah guru ngaji di Pamekasan sebanyak 7 ribu orang dan musala sebangak 4 ribu unit. Saat ini, data tersebut diverifikasi ulang untuk memastikan kebenaran dan kelayakannya mendapat bantuan.
“Pada realisasi sebelumnya diindikasikan banyak yang tidak tepat sasaran. Makanya kami perlu melakukan verifikasi kembali, agar tidak salah di mata hukum. Program ini janji politik kami, pasti kami tepati,” katanya.
Lanjutnya, pihaknya akan mengupayakan verifikasi rampung tahun ini, sehingga program bantuan tersebut bisa direalisasikan tahun depan. Salah satu syarat musala mendapat dana hibah harus dijadikan tempat belajar ngaji.
“Kalau milik pribadi yang tidak digunakan untuk belajar mengaji, tidak masuk kriteria. Kami harus memastikan bahwa bantuan itu benar-benar tepat sasaran, karena uang negara harus dipertanggungjawabkan,” katanya. (ALI SYAHRONI/SOE/DIK)