BANGKALAN, koranmadura.com – Sejumlah Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melakukan aksi domonstrasi di depan Mapolres Bangkalan, Jumat 28 Juni 2019 terkait maraknya begal di wilayahnya.
Dalam tuntutannya, massa aksi meminta pihak Polres Bangkalan agar melakukan penjagaan di area bagian Timur kampus tersebut lebih ditingkatkan.
Baca: Marak Begal, Sejumlah Mahasiswa UTM Demo Mapolres Bangkalan
Presiden Mahasiswa (Presma) UTM, Jailani saat memimpin aksinya mengatakan kasus pembegalan di area Timur UTM kerap kali menjadi sasaran pelaku begal terhadap mahasiswa.
“Yang sering terjadi korban pembegalan ini adalah mahasiswa UTM yang melewati jalan raya area Timur Kampus UTM,” kata Jailani dalam orasinya.
Kata Jailani, pihak kepolisian Bangkalan hingga kini masih belum bisa mengungkap pelaku pembegalan, bahkan dalam pengaman di area Timur UTM nyaris tak ada polisi yang berjaga-jaga.
Selain itu, sambung Jailani, bahwa dalam Undang-Undang nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dijelaskan dalam pasal 13, bahwa kepolisian bertanggung jawab memelihahara dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum dan memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
Jailani membacakan beberapa tuntutan yang disampaikan kepada pihak kepolisian Bangkalan. “Tuntutan kami yang pertama agar kepolisian menjalankan tugasnya secara maksimal. Kedua, kepolisian agar mengaktifkan pos-pos penjagaan terutama di rawan tindakan kejahatan, dan yang ketiga, kepolisian agar secara intens melakukan patroli dan pengamanan di sekitar kampus UTM,” paparnya.
Sementara itu, Kapolres Bangkalan AKBP Boby Paludin Tambunan, mengklaim bahwa pihaknya sudah melakukan tugasnya untuk melakukan penjagaan di wilayah Kabupaten Bangkalan. Bahkan area-area yang rawan terjadinya pembegalan pihaknya sudah melakukan penjagaan, seperti area Timur UTM.
“Benar bahwa dalam undang-undang nomor 2 tahun 2002 bahwa tugas memberi perlindungan kepada masyarakat adalah merupakan tugas kami dan kebetulan mahasiwa-mahasiwa yang datang ke sini tidak tahu bahwa kami selalu melakukan penjagaan,” tanggapnya.
Namun, kata Boby yang perlu di ingat-ingat oleh massa aksi bahwa dalam pengamanan perpolisian modern, peran masyarakat dalam menjaga pengaman merupakan unsur yang menjadi sangat penting. Jika masyarakat sekitar masih apatis dan diserahkan sepenuh pada pihak kepolisian maka sulit untuk dituntaskan.
“Dalam pengamanan perpolisian modern peran masyarakat menjadi unsur yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan dalam pelaksaan perpolisian,” katanya.
Maka dari itu, kata Boby, hal ini adalah masalah bersama. Namun pihaknya berjanji akan tingkatkan penjagaan di area tersebut.
“Kami selalu melakukan penjagaan di beberapa pos. Seperti Pos Sendeng dan Pos Pandebeh. Tadi malam kami melakukan penjagaan, dan dua hari yang lalu juga melakukan penjagaan, jadi kami tidak henti-hentinya melakukan penjagaan sebagai tugas kami,” ucapnya.
Perlu diketahui, massa aksi sempat tidak ditemui oleh Kapolres Bangkalan, sehingga terjadi sedikit bentrok antara massa aksi dengan pihak kepolisian. Namun dengan usaha dari massa aksi untuk bertemu dengan Kapolres Bangkalan, akhirnya Kapolres Bangkalan keluar untuk menemui massa aksi. (MAIL/DIK)