SUMENEP, koranmadura.com – Jemaah Calon Haji (CJH) yang masuk kategori berisiko tinggi (Resti) atau lanjut usia menjadi prioritas untuk didampingi tenaga medis selama melakukan ibadah.
Hal itu untuk menjaga kesehatan selama perjalanan hingga pelaksanaan ibadah di tanah suci.
Kasi Penyelenggaraan Haji dam Umroh, Kementrian Agama Sumenep, Moh Rifa’i Hasyim mengatakan berdasarkan data, terdapat 45 persen dari 752 JCH Sumenep tercatat Resti. Sebab, usianya rata-rata di atas 60 tahun dan mengidap penyakit.
“Semua jemaah calon haji pasti mendapatkan pendampingan medis, terutama mereka yang masuk katagori resti. Ada lima petugas medis di masing-masing kloter yang akan memantau kesehatan jemaah selama proses ibadah,” katanya.
Masih kata Rifa’i, JCH yang bakal diberangkatkan tahun ini tertua berumur 99 tahun. Berdasarkan hasil pemeriksaan tenaga medis, kondisi kesehatannya masih stabil meski tidak sesehat orang berusia dibawah itu.
Kendati begitu, selama menjalankan ibadah, petugas kesehatan tetap akan memantau dengan maksimal selama menjalankan ibadan haji nanti. “Petugas medis pasti akan memantau terus,” jelasnya.
Pemberangkatan 752 CJH asal Sumenep tahun ini terbagi atas dua kloter yakni kloter 06 sebanyak 445 orang dan kloter 07 sebanyak 307 orang. Untuk kloter 07 digabung dengan jamaah calon haji asal Surabaya.
Mereka akan diberangkatkan pada 7 Juli 2019 untuk kloter 06, sedangkan kloter 07 diberanhkatkan keesokan harinya. Sedangkan persiapan administrasinya sudah rampung semua. (JUNAIDI/SOE/VEM)