SUMENEP, koranmadura.com – Kebutuhan air bersih di Desa Montorna, Kecamatan Pasongsongan, Sumenep, Madura, Jawa Timur, saat musim kemarau diperkirakan mencapai 120 ribu liter. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, R. Rahman Riadi.
Menurutnya, sesuai data suplai air pada musim kemarau 2018 untuk desa Montorna mencapai 20 rit. Satu rit sama dengan 6 ribu liter. Jika 20 rit dikalikan 6 ribu liter, maka kebutuhan air mencapai 120 ribu liter. “Samapai 20 rit dalam jangka waktu 2-3 bulan (musim kemarau),” katanya, Sabtu, 22 Juni 2019.
Kebutuhan suplai air di Desa Montorna lebih banyak dibandingkan dengan desa lain yang juga masuk zona kekeringan. Selain karena luas desa, juga jumlah penduduk sangat padat, yakni hampir 5 ribu hak pilih.
Saat ini, BPBD sedang melakukan inventarisir daerah kekeringan. Itu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan suplai air dikala dibutuhkan.
Untuk data awal, lanjut Rahman, terdapat 10 desa yang masuk zona kekeringan kritis, sedangkan 17 desa masuk kekeringan langka.
10 desa yang masuk kekeringan kritis diantaranya Desa Montorna, Prancak Kecamatan Pasongsongan, Dusun Talaga Desa Kombang Kecamatan Talango, Desa Batuputih, Desa Batang-batang, Jangkong, Desa Juruan Daya dan Desa Badur.
Adapaun kategori daerah kering langka apabila masyarakat untuk mendapatkan air bersih harus menempuh jarak diatas 3 kilometer. Sementara kriteria desa kering langka apabila untuk mendapatkan air bersih berjarak 0,5 – 3 kilometer.
“Kami harap desa yang kekurangan air bersih agar mengajukan permohonan pada kami secara tertulis. Pasti kami upayakan dilakukan pendistribusian,” harapnya. (JUNAIDI/ROS/DIK)