PONOROGO, koranmadura.com – Seorang balita asal Ponorogo tercemplung ke dalam panci berisi air mendidih. Kulit balita berusia 17 bulan itu pun melepuh dan segera dibawa ke rumah sakit.
Balita itu bernama Arif Nur Hasan. Arif tinggal bersama kedua orang tuanya, Misdi (52), dan Sulatih (31), di Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa, 28 Mei 2019 lalu di dapur rumah. Saat itu Arif hendak mengambil makanan di atas meja. Karena baru belajar berjalan, Arif pun secara tak sengaja menyenggol panci berisi air panas. Panci tersebut biasa digunakan untuk air minum keluarganya.
“Posisinya saya mau berbuka. Terus saya dengar suara anak saya nangis. Saya lihat sudah nyemplung ke panci, saya langsung angkat terus saya bawa ke bidan untuk berobat,” tutur Misdi, ayah korban.
Misdi mengatakan usai diperiksakan ke bidan, esok harinya bidan desanya meminta Arif untuk dirujuk ke rumah sakit. Melihat kondisi Arif yang semakin memprihatinkan. Sebab, kulit balita ini mengelupas di bagian yang terkena air panas mulai dada ke bawah.
“Langsung saya bawa ke rumah sakit, Rabu, 29 Mei 2019 kemarin. Andai kata bidan bilang Selasa itu langsung bawa ke RS, saya pasti bawa ke RS,” terang dia.
Ibu Arif, Sulatih (31), hanya bisa pasrah. Tampak penyesalan di wajahnya, saat kejadian. Dirinya tengah berada di depan rumah. Sedangkan anak bungsunya berlari menuju dapur. Bersamaan dengan larinya Arif, Sulatih lupa baru menurunkan panci panas dari dapur dan meletakkannya di lantai.
“Saya hanya kasihan melihat kondisi anak saya, mohon bantuannya untuk kesembuhan anak saya,” pungkas dia.
Sementara Pihak RSUD dr. Harjono menyebut, keberhasilan perawatan Arif belum bisa dikatakan membaik.
“Keadaan umum pasien saat ini sedang. Sempat mengalami penurunan kondisi selama 2 hari, demam 2 hari, sempat tidak sadar,” tutur Kabid Pelayanan Medik RSUD dr. Harjono Siti Nurfaidah kepada detikcom saat ditemui di kantornya, Jalan Ponorogo – Pacitan, Jumat, 14 Juni 2019.
Arif, lanjut Siti, sudah menjalani perawatan selama 17 hari di RSUD dr. Harjono dengan pengawasan dari dokter bedah dan dokter anak. Pun juga sempat menjalani operasi sebanyak 4 kali. “Dimungkinkan ada operasi-operasi selanjutnya,” terang dia.
Sebab, kondisi Arif saat ini masih belum bisa dikatakan membaik. Butuh penanganan medis yang baik. Apalagi Arif juga mengalami Stress Related Mucosal Disease (SRMD) yakni bentuk stres tubuh terhadap sakit yang dialami. “Terlihat dari lambung urin yang masih pekat,” jelas dia.
Siti menambahkan kondisi pasien juga anemia saat ini sudah dilakukan transfusi darah kedua. Pasalnya, ada pendarahan-pendarahan relatif yang harus ditangani.
Mengingat kondisi pasien yang masih berusia anak-anak, kondisinya bisa naik turun. Apalagi ditambah adanya infeksi baik dari udara maupun pengunjung. “Mohon doanya saja,” tukasnya. (DETIK.com/ROS/VEM)