SUMENEP, koranmadura.com – Dari 12 sekolah menegah pertama (SMP) di lingkungan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang melaksanakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara online tahun ini, hanya satu yang pagunya terpenuhi.
Selain karena beberapa faktor teknis, tidak terpenuhinya pagu di 11 sekolah itu juga disebabkan para orang tua saat ini lebih cenderung memilih sekolah swasta, dalam hal ini ialah Madrasah Tsanawiyah.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Sumenep, Sunarto, mengungkapkan, berdasarkan beberapa pendapat dan hasil observasi para kepala sekolah dan tim PPDB, saat ini ada pergeseran minat masyarakat dalam memilih sekolah untuk anaknya.
“Masyarakat lebih senang memilih sekolah yang berbasiskan pendidikan agamanya kuat. Ini yang kami rasakan. Jadi para orang tua berharap, saat memilih sekolah untuk anaknya, anaknya tidak hanya mendapat imtek yang bagus, tapi juga mental, iman dan taqwanya menjadi kuat,” ungkap dia.
Sebelumnya, Sunarto menyampaikan bahwa dari 12 sekolah pelaksana PPDB 2019, hanya satu sekolah yang memenuhi pagu maksimal, yaitu SMPN 1 Sumenep. Salah satu sebabnya karena masyarakat belum bisa memahami secara utuh pelaksanaan PPDB online ini.
Pagu SMPN 1 Sumenep bisa terpenuhi, menurut dia, karena “konsumennya” adalah masyarakat kota. Di samping itu, sosialisasi terkait PPDB di lingkungan kota lebih baik dibanding sekolah-sekolah di kecamatan.
Kendala lain sehingga menyebabkan banyak sekolah pagunya tak terpenuhi, menurut Sunarto ialah adanya perubahan Permendikbud menjelang pelaksanaan PPDB, dari Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 menjadi Permendikbud Nomor 20 Tahun 2019.
“Adanya perubahan tersebut berpengaruh terhadap persiapan PPDB karena hal itu terjadi pada saat sudah masuk masa persiapan PPDB online di masing-masing kabupaten. Rata-rata kabupaten mengalami hal yang sama,” tambahnya. (FATHOL ALIF/SOE/VEM)