WASHINGTON, koranmadura.com – Membayangkan kerugian yang besar akibat putus hubungan bisnis dengan Huawei, para pembuat chip yang berbasis di Amerika Serikat melobi pemerintah AS untuk meringankan sanksi pada Huawei. Sumber terkait menyatakan raksasa Qualcomm dan Intel termasuk yang melakukan lobi.
Dikutip dari Reuters, eksekutif top dari para perusahaan itu yelah menggelar meeting dengan Departemen Perdagangan soal isu Huawei. Dimotori oleh Intel dan Xilinx Inc.
Perusahaan di Negeri Paman Sam tidak bisa menjual komponen ke Huawei tanpa izin khusus karena Huawei masuk dalam daftar blacklist terkait keamanan nasional. Lalu apa argumen para produsen chip itu untuk meringankan Huawei?
Mereka berargumentasi bahwa produk Huawei semacam smartphone dan server komputer menggunakan komponen yang tersedia secara umum dan kecil kemungkinan berpotensi jadi bahaya keamanan seperti infrastruktur telekomunikasi 5G buatan Huawei.
“Hal ini bukan tentang menolong Huawei. Akan tetapi untuk mencegah kerusakan pada perusahaan-perusahaan Amerika,” kata seorang sumber.
Dari jumlah USD 70 miliar yang dihabiskan Huawei untuk membeli komponen di tahun 2018, sebanyak USD 11 miliar di antaranya ditujukan untuk komponen dari perusahaan AS semacam Qualcomm, Intel dan Micron Technology.
Semiconductor Industry Association (SIA) mengakui mereka berkonsultasi dengan pemerintah AS. Selain para perusahaan chip, perusahaan besar lain semacam Google juga melobi agar tetap bisa berhubungan bisnis dengan Huawei.
Huawei sendiri mengaku tidak meminta para mitra bisnisnya itu untuk melobi AS. “Mereka melakukannya atas keinginan sendiri karena, bagi banyak dari mereka, Huawei adalah konsumen besar,” kata Andrew Williamson, Vice President Public Affairs Huawei. (DETIK.com/ROS/VEM)