KORANMADURA.com – Cerita seorang wisatawan mengeluhkan ‘pemalakan’ yang dilakukan ibu-ibu penjual canang di hutan Suter, Kintamani, Bangli, viral di media sosial. Bermodus melewati hutan angker, wisatawan tersebut diminta untuk membeli canang untuk ritual keselamatan.
Kisah itu dibagikan akun Facebook Heru Doank, Rabu (12/6) lalu. Hingga saat ini postingan itu sudah dikomentari 5,5 ribu orang dan dibagikan 4,1 ribu kali.
“Mohon buat temen2 semua agar lebih berhati-hati, Tanggal 08 Juni 2019 kemarin saya dan keluarga berlibur ke pulau bali, tepatnya setelah makan siang di desa trunyan kintamani saya melanjutkan perjalanan untuk menuju ke pura besakih di daerah karang asem, untuk menuju kesana saya harus masuk rute hutan suter. Sebelum masuk kawasan hutan suter tiba2 ada ibu2 menyetop mobil saya dan posisinya agak ke tengah jalan, untuk menghormatinya terpaksa saya harus berhenti dikarenakan takutnya ada acara ke agama-an atau minta tolong,” tulis akun Heru Doank seperti dikutip detikcom, Sabtu (15/6/2019).
Heru menjelaskan ibu-ibu tersebut tiba-tiba melakukan ritual dan mendoakan seluruh penumpang mobil. Ibu itu lalu meletakkan canang di dashboard lalu mewajibkan penumpang untuk memakai gelang pemberian ibu tersebut.
“Ibu2 tadi melakukan ritual untuk mendoakan kita dengan menaruh canang di dashboard mobil dan mewajibkan semua penumpang untuk memakai gelang pemberuan dari ibu2 tsb, dengan dalih untuk keselamatan karena memasuki hutan suter yg angker dan berbahaya katanya. Setelah itu ibu2 tersebut meminta syarat untuk diberikan uang,” jelasnya.
“Saya kasih 10 ribu sebagai pengganti canang yg diberikan ke saya, Tapi ibu tersebut malah meminta lebih sebanyak 10rb di kali total penumpang yg ada di mobil, Dengan dalih ini hutan angker, pinjam jalan untuk melewati hutan suter, kalau tidak dikasih bisa celaka dan bahaya,” sambung Heru.
Heru sempat memberikan uang Rp 10 ribu untuk mengganti canang namun ditolak karena meminta lebih. Setelah tiba di parkiran Besakih Heru juga kaget ternyata pengalaman serupa juga dialami wisatawan lainnya.
“Akhirnya dengan terpaksa saya kasih uang total 90 ribu, untungnya pada waktu itu saya bawa uang. Yang lebih mengagetkan saya lagi, di belakang mobil saya ada mobil innova hitam plat B, juga diberhentikan, Pas kita ketemu diparkiran pura besakih saya tanyakan ke penumpang mobil innova tsb, ternyata lebih parah dari saya mereka harus bayar 100 ribu x 4 penumpang jadi mereka bayar Rp. 400.000 ke ibu2 tadi,” jelasnya.
Dihubungi terpisah, Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi menuturkan pihaknya sudah melakukan pembinaan terhadap pedagang tersebut. Saat dimintai klarifikasi Jumat (14/6) kemarin, ibu-ibu itu mengakui perbuatannya.
“Klarifikasi dilakukan di rumah pelaku an Nyoman Widia Ningsih (34) di Banjar Surakarma, Desa Kintamani, Bangli. Dari hasil interogasi diperoleh keterangan memang benar pelaku telah memberhentikan para pengendara dengan paksa untuk membeli canang sari di alas Suter,” kata Sulhadi.
Dia menambahkan selain Widia, ada juga Kadek Tirtawati (49) yang juga melakukan modus serupa. Keduanya membantah memaksa para wisatawan membayar Rp 100 ribu per orang.
“Klarifikasi kedua pelaku terhadap berita yang tersebar di media sosial FB bahwa pelaku dibilang meminta bayaran penjualan sesajen Rp 100 ribu/orang tidak benar adanya kecuali sopir atau penumpang membeli pernak-pernik lain yang dijual pelaku. Sama polisi dilakukan pembinaan dan dikasih surat teguran dari Satpol PP,” jelas Sulhadi. (DETIK.com/SOE/VEM)