SUMENEP, koranmadura.com – Baliho acara “Nasy-atul Muta’alimin Bershalawat” dalam rangka Haflatul Imtihan dan Reuni Akbar Desa Candi, Dungkek, Sumenep, Madura, Jawa Timur dirusak dengan ‘ditulisi’ FPI oleh oknum.
Baliho yang tegak berdiri di perempatan Jalan Raya Pasar Candi lengkap dengan foto jemaah Majelis Pemuda Bershalawat At-Taufiq itu terlihat bersih dan jelas sebelum dirusak. Namun, tiba-tiba menjadi kurang elok ketika ditulisi “FPI” dengan tanda panah menjurus ke atas (sampai dikolom), seolah-olah lembaga Nasy-atul Muta’alimin adalah FPI.
Berdasarkan penelusuran koranmadura.com, baliho yang tercoret dan ditulis FPI ini viral di media sosial Facebook dan grup-grup WhatsApp. Termasuk diposting oleh banyak alumni Nasy-atul Mutaalimin. Banyak orang menyayangkan atas tindakan oknum yang tak bertanggung jawab itu.
Salah satunya datang dari Ketua MWC NU Dungkek, A Tirmidzi. Menurutnya, tindakan seperti itu akan sangat merugikan lembaga tersebut. Karena itu tidak senonoh, apalagi ditulisi FPI. Termasuk bertolak belakang dengan nilai-nilai keadaban.
“Tentu hal ini sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai keadaban kita sebagai bangsa,” kata Tirmidzi, Senin, 1 Juli 2019.
Tirmidzi pun sangat menyayangkan tindakan oknum itu. Ini akan menjadi preseden buruk bagi negara kita yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Kata Tirmidzi, perbedaan itu rahmat, seharusnya hal semacam ini tidak terjadi. “Saya sangat menyayangkan tindakan oknum,” tegas Pak Tir, sapaan akrabnya.
Tirmidzi menjelaskan perusakan baliho ini seolah-olah memperlihatkan kalau masyarakat itu saling bertabrakan. Padahal, menurut Tir, kenyataannya tidak seperti itu. “Saya berharap kejadian begini tidak terulang lagi, tidak hanya Nasy-atul Muta’alimmin, tetapi di lembaga dan madrasah lain,” jelasnya.
Tirmidzi berharap, oknum segara minta maaf kepada panitia atau pihak lembaga. “Semoga orang yang berbuat tidak senonoh ini segera minta maaf ke panitia,” harapnya. (SOE/DIK)