SUMENEP, koranmadura.com – Hal pengting yang harus tertanam dalam diri aparatur sipil negara (ASN), khususnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, di antaranya ialah integritas, kerja keras, dan semangat gotong-royong.
Sekda Sumenep, Edy Rasiyadi, menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) yang dilaksanakan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) setempat, Rabu, 24 Juli 2019 .
Kegiatan yang berlangsung di gedung SKD Batuan itu diikuti sebanyak 116 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) golongan III di lingkungan Pemkab Sumenep yang meliputi angkatan 36, 37, dan 38.
Latsar dilaksanakan dalam rangka membentuk aparatur pemerintah yang profesional, meningkatkan wawasan, menciptakan kesamaan visi dan pola pikir sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat.
“Selain itu untuk memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga CPNS wajib menjalani masa percobaan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi,” jelas Sekda.
Menurut dia, dalam melaksanakan tugas, ASN harus memiliki dasar mental yang kuat. Pertama ia harus beintegritas agar konsisten dalam tindakan, nilai, metode, prinsip-prinsip, dan ekspektasi. “Integritas ini merupakan pondasi tertinggi bagi PNS sebagai abdi negara dan masyarakat,” imbuhnya.
Kedua ialah kerja keras. Sebagai ASN harus memiliki etos kerja, daya saing, optimis, inovatif dan produktif. Sebab sekarang ekspektasi masyarakat terhadap ASN sangat besar. Kerja keras ASN, salah satunya, bisa dibuktikan dengan prestasi, bukan sensasi.
Sementara yang ketiga, ASN harus memiliki semangat gotong royong. “Kita tidak akan mampu menjadi abdi negara yang baik tanpa ada sinergi dan korelasi sesama ASN maupun dengan pihak lainnya,” ujarnya, di hadapan peserta Latsar.
Kepala BKPSDM Sumenep, Abdul Majid, menjelaskan bahwa, Latsar tersebut akan dilaksanakan selama 51 hari terhitung mulai tanggal 24 Juli hingga 14 September 2019. Sistem dan metode pembelajaran yang diterapkan, yaitu metode on campus dan metode off campus.
“Metode on campus dilakukan mulai tanggal 24 Juli hingga 10 Agustus 2019, sedangkan off campus pada 12 Agustus hingga 11 September 2019. Selama kegiatan off campus dipantau oleh Widyaiswara sebagai konseling,” jelasnya. (FATHOL ALIF/SOE/DIK)