BANGKALAN, koranmadura.com – Puluhan pedagang pasar tradisional Tanah Merah yang tergabung dalam Persatuan Sahabat Pedagang Pasar (Persada) Bangkalan, Madura, Jawa Timur, menolak revitalisasi pasar yang menelan biaya hingga Rp 20 miliar.
Hal itu diketahui usai puluhan pedagang mendatangi kantor DPRD setempat, Rabu, 10 Juli 2019. Kedatangan mereka ke gedung dewan untuk melakukan audiensi dan ditemui oleh Komisi B.
Koordinator Persada, Arif Rahman Hakim menyampaikan, pembangunan pasar Tanah Merah yang dianggarkan Rp 20 miliar terkesan mendadak dan tidak ada pemberitahuan kepada pedagang, sebelumnya.
“Kami menolak pembangunan pasar Tanah Merah ini, jika tidak ada sosialisasi apapun dari pihak Pemerintah Bangkalan. Karena proses pembangunan ini mendadak,” ujar Arif, sapaan akrab Arif Rahman Hakim.
Menurutnya, selama ini, Pemkab masih belum mengadakan sosialisasi terkait pemindahan para pedagang, padahal pembangunan pasar tersebut akan dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2019. Dengan demikian, pihaknya menganggap para pedagang pasar belum siap untuk menerima pembangunan pasar.
“Pedagang pasar ingin diletakkan di mana jika pembangunan tersebut tetap dilanjutkan? Masak iya mau di berhentikan untuk berdagang selama pembangunan berlangsung?,” paparnya.
Arif menambahkan, dalam pembagian kios di pasar Tanah Merah dinilai tidak adil, karena menurutnya ukuran 3×4 meter terlalu kecil bagi pedagang pasar. “Kabar burungnya ukuran lahan tidak sesuai dengan yang diharapkan, infonya 3×4 meter. Sebenarnya ukuran segitu terlalu kecil,” jelasnya.
Maka dari itu, pihanya mendesak Dewan untuk mengawal betul terkiat pembangunan tersebut. Bahkan pihaknya mengancam akan menolak pembangunan pasar Tanah Merah jika tidak sesuai dengan harapan para pedagang.
“Kami akan menolak secara tegas jika pembangunan ini tidak sesuai dengan harapan kami,” tegasnya.
Sementara ketua Komisi B DPRD Bangkalan, Asis menyampaikan, kedatangan dari masyarakat pedagang pasar Tanah Merah tersebut sifatnya bertanya terkait kesimpangsiuran berita yang beredar di lapangan.
“Kedatangan mereka sifatnya bertanya, jadi Kami akan tampung apa yang di keluh kesahkan dari pedagang pasar Tanah Merah dan hasilnya kami akan teruskan kepada Dinas Perdagangan (Disdag) Bangkalan,” katanya.
Pihaknya juga berjanji akan mengawasi pembangunan pasar Tanah Merah. Tidak hanya itu, pihaknya akan mengawal harapan para pedagang pasar sebagaimana telah disampaikan kepada pihaknya.
“Karena tujuan pembangunan pasar Tanah Merah ini untuk kebaikan para pedagang, maka kami akan mendukung atas penolakan pembangunan pasar Tanah Merah jika tidak sesuai dengan harapan,” katanya.
Menanggapi terkait dengan ukuran kios sebesar 3×4 meter yang menyebar kepada pedagang pasar Tanah merah, pihaknya masih belum bisa memberikan sikap.
“Terkait ukurannya masih belum ada laporan dari pihak Disdag ke kami, jadi kami belum bisa memberikan sikap,” katanya. (MAIL/ROS/VEM)