PROBOLINGGO, koranmadura.com – Hingga saat ini, Gunung Bromo masih berstatus Level II, waspada. Potensi terjadinya erupsi masih selalu ada. Hal itu diungkapkan Petugas Pos Pengamatan Gunung Bromo, Wahyu Adrian Kusuma.
“Akan terus kita amati tapi yang pasti di status waspada rekomendasi kita radius aman 1 kilometer. Untuk potensi erupsi selalu ada, sekarang segi kegempaan cenderung menurun masih ada sedikit terekam kegempaannya,” ujarnya, Sabtu, 20 Juli 2019.
Saat ini, aktivitas Gunung Bromo terbilang stabil. Meski masih terdengar dentuman dan gemuruh yang disertai keluarnya asap putih tipis dari bibir kawah. Asap putih itu bisa mengepul hingga ketinggian 300 meter dari bibir kawah.
“Kemarin terjadi erupsi Jumat, 19 Juli 2019 sore pada pukul 16:37 WIB. Terjadi erupsi dan emisi abu. Sesekali terdengar suara dentuman selain gemuruh. Visualnya tidak tahu persis karena tertutup abu tebal. Penyebabnya terjadi gempa vulkanik pada Bulan Juli ini diikuti gempa terasa kemarin,” paparnya.
Kondisi Gunung Bromo masih fluktuatif. Seperti dalam data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pos pengamatan Gunung Bromo pada Jumat (19/7) mulai pukul 00.00-24.00 WIB.
Secara meteorologi, cuaca di sekitar gunung dengan ketinggian 2329 mdpl itu terpantau cerah, berawan, mendung dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang dari barat daya, barat dan barat laut.
Kemudian suhu udara berada di angka 5-20 derajat celsius. Dengan kelembaban udara 0-0 persen dan tekanan 0-0 mmHg. Sementara volume curah hujan 0.4 mm per hari. (DETIK.com/ROS/DIK)