SUMENEP, koranmadura.com – Para petambak garam di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sudah panen sejak sekitar satu bulan lalu. Prediksi mereka, puncak panen akan terjadi di kisaran Agustus dan September.
Namun demikian, penyerapan garam masih menjadi salah satu persoalan yang menghantui para petambak. Belum maksimalnya penyerapan garam hingga sekarang seakan menambah daftar keluhan petambak selain harga garam yang murah.
Salah seorang petambak garam di Desa Penggir Papas, Kecamatan Kalianget, Abdul Hayat menuturkan, hingga sekarang penyerapan garam rakyat belum maksimal. Dia mengaku tidak mengetahui persis alasan perusahaan-perusahaan belum melakukan penyerapan secara maksimal.
Pihaknya hanya berharap, penyerapan garam rakyat bisa segera maksimal. Sebab dalam waktu tidak terlalu lama, puncak musim panen akan segera tiba. “Kemungkinan puncaknya antara Agustus dan September,” ungkap dia.
Sementara berkaitan dengan harga, menurut dia harga garam saat ini belum sesuai harapan para petambak. Sebab hanya di kisaran Rp 400 sampai 500 ribu per ton. Harga tersebut jauh lebih murah dibanding beberapa tahun sebelumnya.
Berdasarkan hitung-hitungan, menurut dia harga keekonomian garam atau yang layak ialah Rp 2,1 juta per ton untuk KW 1, Rp 1,9 juta KW 2, dan Rp 1,5 KW 3. Harga tersebut berlaku di tingkat petambak. (FATHOL ALIF/SOE/DIK)