SUMENEP, koranmadura.com – Puncak penanaman tembakau di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur diperkirakan hingga Agustus mendatang.
Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep, Abdul Hamid mengatakan, sebagian petani masih ada yang baru menanam. Menurutnya, petani bisa dikatakan lambat, sebab pergantian musim terjadi pada dekade kedua April 2019.
“Ada yang baru tanam, sehingga belum bisa diketahui berapa persen lahan yang ditanami,” katanya.
Selain karena masih baru tanam, juga karena banyak lahan potensi tembakau yang alami kekeringan. Sehingga petani tidak berani melakukan tanam tembakau karena kekurangan air, terutama lahan pegunungan.
“Saat ini banyak petani yang mulai tanam. Diperkirakan petani selesai menanam pada awal Agustus,” jelasnya.
Melihat minat petani yang kurang, kata dia potensi tembakau diperkirakan hanya terealisasi sebanyak 65 persen dari total ploting area sebanyak 21.893 hektare.
“Tidak jauh beda dengan tahun lalu, diperkirakan sekitar 65 persenan ini. Karena tahun ini untuk wilayah persawahan banyak yang mau tanam meski di daerah pegunungan sedikit,” tegasnya.
Dia mengimbau agar petani menjaga kualitas, sehingga tidak merugi. “Kalau kualitas bagus, kami yakin nanti harganya juga mahal. Karena pihak pabrikan melihat kualitas,” tegasnya. (JUNAIDI/SOE/DIK)