BANGKALAN, koranmadura.com – Sejumlah Alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bangkalan malakukan audiensi di kantor MAN, Jumat, 9 Agustus 2019. Kedatangan mereka untuk menyampaikan kekecewaanya terhadap oknum guru yang bermain bisnis kepada siswa dengan menjual 17 buku seharga Rp 1,2 juta yang dinilai terlalu mahal.
Koordinator Audiensi Mahmudi, merasa kecewa kepada pihak MAN Bangkalan karena sekitar 80 persen dari jumlah guru sebanyak 44 telah melakukan bisnis dengan modus menjual buku seharga Rp 1,2 juta dari total 17 buku kepada siswanya.
“Kami selaku Alumni MAN Bangkalan merasa miris ketika mengetahui 80 persen dari jumlah guru melakukan bisnis kepada siswanya sendiri, karena sekolah MAN ini bukan tempat berbisnis tapi gudangnya ilmu pengetahuan,” katanya.
Pihaknya mengecam, oknum guru yang berbisnis dengan modus jual buku tersebut. Bahkan, dirinya akan dilaporkan kasus tersebut kepada pihak berwajib jika tidak meminta maaf kepada siswa.
“Oknum guru berbisnis buku kepada siswa sebenarnya tidak dibenarkan, maka dari itu kami akan laporkan jika tidak minta maaf kepada siswa MAN,” jelasnya.
Selain itu, Mahmudi menuding kepala sekolah sudah mengetahui oknum-oknum yang bernain bisinis ini. Mahmudi menuduh, kepala sekolah sengaja menutup-nutupi pelaku bisnis dengan modus jual buku di MAN Bangkalan.
“Beliau (Kepala Sekolah MAN Banglalan) sudah tahu oknum-oknum yang terlibat untuk melakukan bisnis ini, tapi beliau tetap melindungi, bagi saya beliau malaikat saja karena telah menyelamatkan MAN Bangkalan,” paparnya.
Menanggapi hal tersebut, kepala sekolah MAN Bangkalan, Moh. Ali Wafa menyampaikan, tidak semua oknum guru yang menjalankan bisnis dengan modus menjual buku kepada siswa diketahui oleh pihaknya. Namun ada kode etik yang akan dilalui oleh oknum-oknum dalam kasus ini.
“Pasti ada tindakan yang serius untuk mereka (oknum guru) yang melanggar aturan pemerinta tentang ASN,” katanya.
Setelah melakukan audiensi ke MAN Bangkalan, Sejumlah massa menggeser ke kantor Kementrian Agama (Kemenag) setempat untuk meminta agar kasus tersebut ditindaklanjuti.
Sementara itu, Kepala Kemenag Bangkalan, Ach. Mujalli menyampaikan, pihaknya akan menindaklanjuti kasus tersebut, dalam hal ini Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur. Namun sebelum itu, pihaknya perlu mengetahui siapa saja oknum guru yang bermain bisnis di MAN Bangkalan.
“Kami harus tau siapa saja oknum-oknum yang bermain. Tentunya kami akan koordinkasi dulu kepada Kanwil Kemenag Jatim, tidak asal copot, kita harus tahu akar permasalahannya di mana,” tandasnya.
Sebelumnya, ratusan siswa-siswi MAN Bangkalan melakukan aksi demonstrasi yang menuntut kepala sekolah mundur dari jabatanya, karena telah mengeluarkan kebijakan terkait pembelian 17 buku dengan harga Rp 1,2 juta. Saat melakukan demo, siswa menilai harga buku itu terlalu mahal. (MAIL/ROS/VEM)