SUMENEP, koranmadura.com – Sebanyak 50 anggota DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, hasil Pemilu 17 April lalu resmi dilantik di Pendopo Agung Keraton setempat, Rabu, 21 Agustus 2019.
Dari 50 wakil rakyat yang baru diambil sumpah dan janjinya itu, hanya empat orang dari kalangan perempuan. Itu artinya tidak sampai 10 persen atau keterwakilan perempuan masih sangat minim.
Baca: Politisi Senior Jabat Ketua DPRD Sumenep Sementara
Merespons hal tersebut, Ketua DPRD Sumenep sementara, Abdul Hamid Ali Munir mengatakan, minimnya keterwakilan perempuan di parlemen tidak akan mengurangi komitmen wakil rakyat untuk memberdayakan masyarakat, termasuk kaum perempuan.
“Bagaimana pun ini adalah pilihan rakyat. Tapi meski keterwakilan perempuan di parlemen sangat minim, kami tidak akan mengesampingkan kaum perempuan,” tegas politikus PKB itu.
Menurutnya, ke depan pihaknya akan tetap bersinergi dengan organisasi manapun, termasuk organisasi perempuan, selama demi kebaikan Sumenep tetap akan dirangkul. “Sebab kami tidak bisa bekerja sendiri tanpa melibatkan banyak pihak,” katanya.
Baca: Cara GMNI Sumenep “Kritik” Anggota Dewan yang Baru Dilantik
Salah seorang anggota dewan perempuan yang dilantik ialah Nia Kurnia Fauzi. Ke depan dia bertekad untuk mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Sumenep, khususnya kaum perempuan.
Istri Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, ini mengaku akan menampung setiap aspirasi masyarakat. Terutama yang menyangkut kepentingan perempuan yang menurutnya terkadang masih dipandang sebelah mata.
“Saya ingin agar perempuan, khususnya di Kabupaten Sumenep ini, bisa berdaya dan punya skil. Sehingga ke depan mereka bisa lebih mandiri,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/ROS/DIK)