JAKARTA, koranmadura.com – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri, Bahtiar Baharuddin berbicara soal ancaman radikalisme terhadap keberlangsungan bangsa. Bahkan, Bahtiar menyebut, masih ada ormas yang saat ini memproduksi radikalisme.
Hal itu disampaikan Bahtiar saat menjadi pembicara dalam bedah buku “Ancaman Radikalisme dalam Negara Pancasila” di Megawati Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 30 Agustus 2019. “Kalau kita hendak memastikan keberlangsungn negara, termasuk salah satu kompomen ormas harus diperbaiki tata kelolanya. Karena termasuk organisasi ini dalam perkembangannya termasuk produksi gerakan-gerakan radikalisme,” katanya.
Dia menegaskan, ormas bisa berkembang sesuai demokrasi. “Tapi sejatinya ngga boleh lampaui organisasi negara. Ketika ada sebuah organisasi sudah melampaui negara,” katanya.
Kemendagri mendata ada 400 ribu ormas saat ini yang punya program baik. Namun ada yang bergeser menyimpang dari demokrasi.
“Ketika berubah secara perlahan atau cepat jadi api atau racun demokrasi, jangan ormas jadi racun demokrasi kita. Ketika jadi racun demokrasi maka dia pasti merusak peradaban bangsa. Sudah banyak contoh di negara yang hancur karena ormas, ormas taliban dan ormas syiah. Ormas apa misal, judulnya ormas semua itu, di negeri ini potensi ini ada,” sebut Bahtiar.
Menurutnya, ormas bisa membahayakan dan membawa dampak negatif bagi negara jika tidak dikelola dengan baik.
“Ormas itu bahayanya, kalau ngga dikelola baik, nyata jadi energi negatif, itu bisa dijadikan alat apa saja, alat ekonomi, alat politik, alat menekan, macam macam bisa dimanfaatkan, bahkan tadi wadah tumbuh subur dan berkembangnya pikiran-pikiran dan aktivitas radikal itu,” imbuhnya. (DETIK.com/ROS/DIK)