PAMEKASAN, koranmadura.com – Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam, tak menemui mahasiswa dan petani yang melakukan aksi demontrasi terkait harga tembakau yang dibeli di bawah Beak Even Point (BEP) sebesar Rp 42.600 yang ditentukan pemerintah.
Baca: Harga Tembakau Tak Sesuai BEP, Sejumlah Massa Demo Bupati Pamekasan
Aksi mahasiswa dan petani tembakau yang berlangsung di depan kantor Bupati Pamekasan, Rabu, 28 Agustus 2019, hanya ditemui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bambang Edi Suprapto.
Eks ketua Gerindra Pamekasan, Agus Sujarwadi menyayangkan sikap Bupati yang seolah acuh dengan aspirasi petani tembakau.
Semestinya, kata Agus Sujarwadi, Bupati menemui pendemo karena aspirasi yang disampaikan berkaitan harga tembakau, dan aspirasi itu berkenaan dengan janji politiknya saat kampanye.
“Mereka (Pendemo) ingin menyampaikan aspirasi sekaligus menagih janji politik Bupati yang ingin harga tembakau tidak boleh murah milik rakyat,” kata Agus Sujarwadi, Jumat, 30 Agustus 2019.
Agus, panggilan Agus Sujarwadi kemudian menyindir omongan Bupati saat menemui pendomo yang dilakukan mahasiswa, Pedagang Kaki Lima (PKL), dan pengusaha beberap waktu lalu.
“Saat demo mahasiswa bupati mengatakan saya mantan aktivis, saat para PKL demo saya pernah jadi PKL, saat di depan para pengusaha saya pernah jadi pengusaha, terus bagaimana kalau yang demo petani garam, mungkin akan bilang saya pernah jadi petani garam,” kata Agus, menirukan ucapan Bupati Baddrut Tamam.
Baca: Bongkar Jejak Digital, Petani Tembakau ‘Menolak Lupa’ Janji Politik Bupati Baddrut Tamam
Agus memprediksi gaya komunikasi Bupati Baddrut Tamam akan sulit kembali terucap jika dibenturkan aksi dari Pekerja Seks Komersial (PSK).
“Kalau petani tembakau yang demo mungkin akan jawab bapak saya juga petani atau pernah menanam tembakau. Tapi apakah akan berani saya pernah, kalau yang demo penyanyi hiburan, PSK atau lainnya yang negatif,” pungkas Agus yang menjadi Timses Berbaur saat Pilkada 2018. (RIDWAN/ROS/DIK)