SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, Jumat, 30 Agustus 2019.
Dalam aksinya, para petambak garam membawa sejumlah atribut aksi. Di antaranya bertuliskan: jangan manipulasi garam Madura; Bpk. Presiden dengarkan suara kami; dan jangan hina garam Madura.
Mereka menyampaikan aspirasi terkait pernyataan Presiden beberapa waktu lalu saat melakukan kunjungan ke Desa Nunkurus, Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur, 21 Agustus 2019.
Para pemuda ini merasa kecewa dengan pernyataan Presiden waktu itu yang menyebut kualitas garam Madura kalah dari garam impor. Bahkan kualitasnya kalah dari garam NTT.
“Saya rasa Presiden terlalu dini menyimpulkan kualitas garam (Madura). Perlu observasi ke Madura biar Bapak Presiden tahu kalau hasil produksi garam Madura tidak seperti yang disodorkan waktu kunjungan di NTT,” kata koordinator aksi, Dedi Ahmadi.
Oleh karena itu pihaknya meminta Presiden agar mencabut pernyataannya tentang kualitas garam Madura. Melalui DPRD Sumenep mereka meminta Pemerintah Pusat meminta maaf terhadap para petambak garam di Madura.
Lebih dari itu, mereka juga mendorong PT. Garam agar meluruskan atau mengklarifikasi mengenai kualitas garam Madura, bahwa sampel garam yang disodorkan kepada Presiden tidak sesuai dengan faktanya.
Dikutip dari webset Kantor Staf Presiden ( http://ksp.go.id/presiden-
“Tadi saya ditunjukkan beberapa perbandingan garam yang diambil dari luar dibawa ke sini. Yang dari Madura, yang dari Surabaya, dan dari Australia. Memang hasilnya di sini lebih bagus, lebih putih, bisa masuk ke garam industri, dan kalau diolah lagi bisa menjadi garam konsumsi,” katanya. (FATHOL ALIF/SOE)