SAMPANG, koranmadura.com – Instruksi salat ghaib dan tahlil atas wafatnya Mustasyar PBNU, KH. Maimoen Zubair, juga disampaikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sampang, Madura, Jawa Timur, Selasa, 6 Agustus 2019.
Baca: Innalillahi Wainnailaihi Rajiun, KH Maimun Zubair Meninggal Dunia
PCNU Sampang mengeluarkan surat instruksi salat ghaib dan tahlil dengan nomor: 107/PC/A.II/L-36/VIII/2019. Surat tersebut ditujukan, di antaranya, kepada Ketua MWCNU, Ketua Ranting NU, Anak Ranting NU, Badan Otonom di semua tingkatan, Ponpes se-Kabupaten Sampang, dan seluruh warga NU se Kabupaten Sampang, serta kaum muslimin dan muslimat.
“Duka yang mendalam atas wafatnya tokoh panutan, pemersatu, pejuang islam, dan tokoh ulama besar NU KH. Maimoen Zubair, Mustasyar PBNU dan Pengasuh Ponpes Al-Anwar Sarang, Rembang, Jateng. Semoga al marhum almaghfurlah KH. Maimien Zubair diampuni segala khilaf dan dosa dan diterima segala amal shalih serta pengabdiannya pada ummat dan Jam’iyah Nahdlatul Ulama dan kita semua diberi kekuatan untuk meneladani perjuangan Beliau,” demikian isi surat instruksi itu.
Baca : KH Maimoen Zubair Wafat, PCNU Sumenep Instruksikan Salat Ghaib dan Tahlil
Sekretaris Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Sampang, Tajul Mafachir membenarkan prihal instruksi itu. Pihaknya telah menerima surat instruksi untuk salat gaib dan tahlil.
Menurutnya, kiai kharismatik yang akrab disapa Mbah Moen itu merupakan tokoh ulama besar dan pejuang Islam yang dengan tegas meperjuangkan NKRI. Karenanya, dia berharap sudah umat Islam turut mendoakannya.
“Beliau selalu terjun ke bawah memperjuangkan Islam, memperjuangkan NKRI. Beliau (Mbah Moen) adalah Mustasyar PBNU yang kharismatik,” ujarnya. MUKHLIS/ROS/VEM
