PAMEKASAN, koranmadura.com – Keluarga Penerima Manfaat peserta Program Keluarga Harapan (KPM-PKH) di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mengalami penurunan darastis. Hal itu diungkapkan oleh Kordinator Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) setempat, Hanafi.
Menurutnya, dari jumlah 46.688 KPM, dari tahap I sampai tahap ke empat sudah menyisakan 45.401 KPM. “Jadi ada empat tahap ya penyalurannya, tahap 1 sebelumnya 2018 yaitu ada di Januari kemudian tahap kedua di Bulan April 2019, tahap ketiga itu kemarin di Bulan Juli sekarang proses rekonsiliasi penyaluran, tahap empat nanti di Bulan Oktober,” kata Hanafi, Jumat, 23 Agustus 2019.
Penurunan itu, lanjut Hanafi, karena adanya graduasi. Artinya, penerima manfaat atau KPM PKH sudah bisa lepas dari program bansos yang selama ini diberikan pemerintah.
“Ada gruduasi atau keluar dari PKH tidak memiliki komponen baik kesehatan maupun pendidikan artinya anaknya suda lulus dan tidak hamil lagi, atau tidak punya lansia dan disabilitas berat,” paparnya.
Pihaknya mendorong, penerima manfaat untuk lebih mandiri dan naik kelas atau tergraduasi. “Ada sekitar 80 KPM yang keluar secara mandiri, mereka sudah sadar, sudah mampu dan ada yang lebih layak,” tambahnya.
Ditanya apakah ada penambahan KPM tahun ini, Hanafi menjawab, untuk tahun ini ada. Namun penambahan KPM itu ada di luar Pamekasan.
“Di Pamakasan tidak ada penambahan karena pemerintah Presiden angka penerima PKH harus stag di angka 10 juta nasional, nah untuk menggenapi 10 juta ini harus ada penambahan 700 ribu KPM, tapi Pamekasan tidak ada penambahan, yang ada di Madura itu yaitu Sampang dan Bangkalan,” pungkasnya. (SUDUR/ROS/VEM)