SUMENEP, koranmadura.com – Aroma korupsi sejumlah program pemberdayaan masyarakat dan proyek fisik di Desa Kalisangka, Kecamatan Arjasa, Kepulauan Kangen, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, banyak yang diduga fiktif.
Program dan proyek yang diduga fiktif tersebut bersumber dari anggaran Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD), baik tahun anggaran 2017 maupun 2018.
Salah satunnya ialah program pemberdayaan masyarakat pada pengadaan mobil desa siaga tahun anggaran 2017. Mobil tersebut ditengarai mobil bodong alias tanpa BPKB.
“Banyak yang fiktif mas, salah satunya mobil desa siaga, mobilnya APV warna merah, itu bodong, kalau tidak ada BPKB-nya kan bodong namanya,” ucap sumber terpercaya yang enggan disebutkan namanya.
Dia menuturkan, selain itu, pekerjaan fisik yang diduga fiktif ialah rabat beton di Dusun Tangse dengan anggaran Rp 114.711.300 yang bersumber dari DD. Sedangkan pengadan mobil siaga itu bersumber dari DD dengan anggaran Rp 128.456.000.
“Tidak ada rabat beton di Dusun Tangse itu, fiktif itu, itu tahun anggaran 2017 semua,” ungkapnya.
Sementara Pj Kades Kalisangka, Bambang Irawan, ketika diklarifikasi membantah bahwa mobil itu bodong. Namun pihaknya tak menampik bahwa mobil tersebut tidak ada BPKB-nya.
“Sejak saya menjabat Pj Kades Kalisangka saya sudah minta itu BPKB-nya, tapi kata mantan Kadesnya akan dikasihkan bulan September ini,” jelas Bambang melalui telepon selulernya, Sabtu, 10 Agustus 2019.
Bambang mengatakan, mobil siaga desa bernopol N 1109 CW tersebut tidak tahu asal mulanya namun informasi yang didapat dari mantan Kades Kalisangka, yang bersangkutan membeli mobil tersebut pada seseorang yang kredit sehingga BPKB-nya terlambat.
“Infonya mobil itu membeli ke orang yang kredit, itu saya tanyakan ke mantan Kades, tapi dia berjanji akan mengasihkan BPKB-nya ke saya pada bulan 9 ini,” ujarnya.
Sementara terkait pekerjaan fisik yang ada di Dusun Tangse, menurut Bambang tidak ada rabat beton, yang ada hanya pekerjaan fisik paving.
“Kalau di Tangse tidak ada rabat beton, yang ada hanya paving, mungkin tahap dua mas,” ujarnya.
Untuk diketahui, sesuai data yang diterima koranmadura.com pekerjaan fisik di Dusun Tangse itu adalah anggaran tahun 2017, jadi sangat tidak mungkin ada tahap dua lagi, sebab sekarang sudah tahun 2019. (D4N/SOE)