SUMENEP, koranmadura.com – Penyelidikan dugaan pemotongan bantuan dana Kapitasi di Puskesmas Pragaan, Sumenep, Madura, Jawa Timur terus berlanjut. Penyidik tengah mendalami keterlibatan oknum Dinas Kesehatan setempat.
Kasat Reskrim Polres Sumenep AKP Tego S. Marwoto mengatakan, penyelidikan terus dilakukan. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Meski Kepala Puskesmas Pragaan memberikan pernyataan sukarela, pihaknya tidak langsung percaya. Khawatir hanya dijadikan taming berlindung.
“Tetap kami lidik kasus ini. Karena beberapa saksi menyatakan dipotong. Dari keterangan, Dinkes (Dinas Kesehatan) diduga menerima aliran. Tapi, ini masih kami dalami secara serius,” jelasnya.
Saat ini, tegas Tego, penyidik telah mengantongi alat bukti awal. Di antaranta catatan keuangan setoran dari penerima. “Jumlahnya sekitar 15 persen. Nominalnya tidak sama tergantung besaran yang diterima,” tuturnya.
Dia memastikan kasus ini menjadi atensi. Jika memang ditemukan bukti cukup, maka bisa dinaikkan statusnya ke penyidikan. Untuk itu, pihaknya terus melakukan pemeriksaan kepada saksi-saksi.
“Lihat saja nanti perkembangannya. Jangan khawatir. Pasti akan kami beritahu,” tambah Tego.
Sementara dalam keterangannya beberapa waktu lalu, Kepala Puskesmas Pragaan, Yatimul Kusdiyanto membantah jika ada pemotongan dalam dana Kapitasi itu.
Begitu juga dengan Kepala Dinkes Sumenep, Agus Mulyono. Dia juga membantah jika ada pemotongan dana Kapitasi. Apalagi, sampai masuk ke Dinkes. “Saya yakin tidak ada (pemotongan, Red). Yang jelas ke depan saya ingin Dinkes lebih baik,” katanya saat dikonfirmasi media.
Sebelumnya dikabarkan, tiga pegawai Puskesmas Pragaan terjaring OTT. Dia adalah M, K, dan P. Hanya saja, mereka dilepas dengan status sebagai saksi. Ini berkaitan dengan dugaan pemotongan dana Kapitasi yang dilaporkan LSM beberapa waktu lalu.
Informasi lain menyatakan jika dugaan pemotongan transfer APBN itu telah berlangsung sejak 2018 lalu. (JUNAIDI/ROS/VEM)