PAMEKASAN, koranmadura.com – Fitriana, salah seorang tenaga honorer di Puskesmas Panaguan, Kecamatan Proppo, Madura, Jawa Timur, menjalani hidup di rumah tak layak huni (RTLH). Dia merupakan warga bugih, Kecamatan Kota, yang bekerja sebagai tenaga honorer dengan gaji Rp 250 sampai Rp 500 ribu setiap bulan.
Ketua Komisi I DPRD Pamekasan, Ismail meninjau langsung kediaman Fitriana. Dia merasa prihatin dengan kondisi rumah Fitriana yang dalam kondisi hampir roboh.
“Kondisinya sangat memprihatinkan, kok masih ada ya, padaahal ini kota lo, masih ada orang yang tinggal di rumah rusak dan hampir roboh seperti ini, terus bagaiman dengan orang lain yang jauh dari kota yang belum kita bayangkan, seperti Waru, Bujur dan sebagainya,” ungkapnya, Jumat, 2 Agustus 2019.
Ismail menilai, proses validasi data bantuan rumah tak layak huni di Pamekasan tidak akurat, sehingga hal itu perlu dilakukan verifikasi ulang.
“Jelas data itu tidak akurat karena masih banyak masyarakat miskin belum tersentuh, salah satunya ini (rumah Fitriah, red),” jelasnya.
Pihaknya berjanji, akan menghubungi pihak terkait untuk turun ke lapangan. Hal itu untuk mengecek secara langsung sebagai bagian untuk verifikasi ulang data bantuan rumah tak layak huni.
“Kita berharap lah pemerintah serius terutama pendataan ini bagaimana pendataan diakuratkan betul, yang sangat memperhatinkan ya ini. Insyaallah kita secepatnya berkordinasi,” ujarnya. (SUDUR/ROS/DIK)