KORANMADURA.com – Umayah Ulfah (25) teridentifikasi menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan di KM 91 Tol Cipularang, Senin (2/9) lalu. Umayah diketahui merupakan seorang guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Depok.
“Anak saya ngajar di MAN 1, sebagai guru, guru agama,” kata ayahanda Umayah , Nur Sidik (55) di kediamannya di Cilla Mas Garden Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jumat (13/9/2019).
Sidik merasa sangat kehilangan putrinya itu. Sebelum diketahui tewas dalam kecelakaan, Umayah sempat izin kepadanya untuk pergi ke rumah temanya, Nailisma (22) di Depok.
Sidik menuturkan Nailisma dan Umayah hendak pergi survei tempat di Bandung untuk acara kampus. Umayah diketahui juga tengah kuliah di Universitas Islam Jakarta (UIJ).
“Kalau nggak salah denger waktu itu ada mau rencana, bukan (acara kampus) Umayahnya, tapi dari (acara kampus) Nailismanya, temannya dia. Kalau anaknya cuma nemenin aja. Mau ada rencana dari kampus, gitu jadi ke Bandung. Mau ada survei tempat. Kemungkinan seperti itu, cuma saya baru semalem denger, memang ada acara di Bandung cuma belum tahu waktunya kapan,” jelas Sidik.
Umayah pergi dari rumah ke kediaman Nailisma di Depok pada Minggu (1/9) pagi dengan menggunakan motor. Setelah itu, keduanya meluncur ke Bandung dengan menyewa jasa rental mobil.
Mereka menginap di sebuah hotel di Bandung. Keduanya kembali ke Bekasi pada Senin (2/9) pagi.
“Check-in Minggu, check out-nya Senin pagi jam 8.30an lah,” ujar Sidik.
Namun malang menimpa Umayah. Dia tewas dalam kecelakaan beruntun di Tol Cipularang saat perjalanan kembali ke Bekasi. Sidik tidak memiliki firasat apapun.
“Saya belum ada firasat itu, karena anak saya ‘kan berangkat pakai motor nggak bawa mobil juga. Apalagi anak saya tuh ke Depok, nggak ada info kalau anak saya pergi ke Bandung,” ujar Sidik.
Setelah kecelakaan itu, keluarga kehilangan kontak dengan Umayah. Keluarga kemudian melaporkan kehilangan Umayah ke polisi.
“Saya belum sempat nyari waktu itu, karena saya pikir masih ada di Depok. Saya tunggu. Setelah hari Kamis, yang dari Depok (keluarga Nailisma) ke sini dikira dia (Nailisma) tidur di sini. Om-nya ke sini, dipikir anaknya tidur di sini, saya kepikiran anaknya (Umayah) tidur di sana (rumah Nailisma). Dari situ lah kita lapor polisi. Dia lapor polisi, kita lapor polisi,” kata Sidik.
Keluarga hingga kerabat Umayah melakukan pencarian hingga di dunia maya lewat informasi kehilangan orang. Hingga akhirnya keluarga ke RS Polri Kramatjati untuk mengidentifikasi jenazah korban kecelakaan. Meski saat itu tidak punya firasat anak menjadi korban kecelakaan, keluarga berinisiatif menyerahkan sampel DNA untuk mengidentifikasi 4 korban tewas.
“Dari pada ini (simpang siur), jadi kita ke RS Polri aja. Inisiatif kita sendiri, setelah itu baru diumumin, kita inisiatif aja tes DNA,” ujar Nur.
Setelah tes DNA, ternyata salah satu jenazah yang teridentifikasi adalah Umayah. Keluarga pun pasrah dan berserah kepada Yang Maha Kuasa.
“Ya kalau kami kan dari keluarga sudah siap ya apapun terjadi. Yang pasti ya kesedihan itu ada, tapi namanya kembali lagi itu sudah takdir kehendak Allah,” lanjutnya. (detik.com/VEM)