SUMENEP, koranmadura.com – Gabungan mahasiswa di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melakukan demonstrasi di depan Kantor DPRD setempat, Kamis, 26 September 2019.
Beberapa kelompok massa aksi yang turun jalan ialah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang bergabung dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Aliansi Mahasiswa Sumenep, dan Aliansi Masyarakat Bergerak.
Baca: Aliansi Mahasiswa Sumenep Duduki Halaman Gedung DPRD
Dalam aksinya, aspirasi yang disampaikan mahasiswa tidak jauh beda antara satu dengan kelompok massa aksi lainnya. Di antaranya mereka menuntut pembatalan RUU KUHP dan hasil Revisi Undang-Undang KPK dicabut.
Dalam aksinya mereka hanya ditemui segelintir anggota dewan. Di antaranya Abdul Hamid Ali Munir, Achmad Salim selaku pimpinan dewan, dan Fadli Oktaviari, Abu Hasan, Wiwid Harto Yudanto sebagai anggota.
Ketua DPRD Kabupaten Sumenep Abdul Hamid Ali Munir saat menemui massa aksi mengatakan sebanyak 17 anggota dewan sedang melakukan Kunker ke Jakarta. Mereka sedang melakukan konsultasi masalah tata tertib dewan yang baru.
“Dua pimpinan yang lain yakni Faisal Mukhlis dan Indra Wahyudi serta beberapa anggota lain sedang tugas ke Jakarta, sedang mengawal tata tertib. Itu bisa dipertanggungjawabkan. Sementara yang lain tidak ada laporan,” katanya melalui pengeras suara.
Politisi PKB yang sudah lima periode sebagai wakil rakyat itu mengatakan dirinya tidak bisa memaksakan wakil rakyat untuk masuk kantor setiap hari. “Ini lembaga politik, jadi saya tidak bisa memerintahkan anggota,” ungkapnya.
Hamid juga sempat melontarkan kepada mahasiswa soal karirnya di dunia pilitik. Sehingga dia minta kepada mahasiswa untuk bergandeng tangan dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dan menjaga keamanan di Sumenep.
“Saya ini sudah lima periode sebagai anggota DPRD, jadi kami harap mahasiswa bekerjasama dengan baik ke depan,” tuturnya.
Komentar itu disambut gerah oleh mahasiswa, ratusan mahasiswa memaksa untuk masuk ke gedung parlemen. Setelah melalui proses negosiasi dengan aparat keamanan, akhirnya massa aksi yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Sumenep diperbolehkan masuk.
Di halaman Kantor DPRD Sumenep mereka duduk bersama dan membaca tahlil dilanjutkan dengan pembacaan Surah Yasin sambil lalu beberapa mahasiswa perwakilan yang masuk ke dalam kantor dewan. Setelah itu massa aksi yang mayoritas memakai jas almamater warna kuning itu memilih bubar dengan tertib. (JUNAIDI/FAT/DIK)