PAMEKASAN, koranmadura.com – Anggaran yang begitu besar untuk dunia pendidikan ternyata belum merata ke seluruh daerah, terutama di daerah-daerah pedalaman dan terpencil di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Fakta tersebut terjadi di wilayah barat kota Pamekasan, tepatnya di Desa Karang Anyar, Dusun Aing Nyonok, Desa Banyupelle Kecamatan Palengaan. Ada sebuah lembaga pendidikan bernama Misbahus Sudur yang bangunannya jauh dari kata layak.
Sebab, lembaga yang menadungi RA, MI, TPA itu tak tersentuh bantuan dari pemerintah. Sehingga siswa-siswi belajar digedung dari anyaman bambu (gedek) dengan beralaskan plester.
Salah seorang warga setempat, Ismail mengaku bahwa madrasah tersebut sudah lama berdiri. Tetapi tak tersentuh oleh bantuan.
“Saya menyayangkan tidak ada kepedulian dari pemerintah, padahal lembaga pendidikan ini berdiri pada tahun 90-an. Kondisinya sangat memperihatinkan, itu tidak tersentuh sama sekali,” kata Ismail, Senin, 23 September 2019.
Ismail menuturkan, lembaga itu awalnya musala kecil dan sederhana, namun warga membongkar dan merehab menjadi ruang belajar dengan empat lokal. Ia mengaku dananya sumbangan dari warga.
“Awalnya musala, nama oleh warga dibongkar dan direhab menjadi ruang belajar TPA dan RA. Sekarang sudah menjadi 4 lokal, yaitu gedung MI, RA dan TPA. Jumlah TPA 50 lebih, RA sebanyak 40 siswa dan MI berjumlah 70 siswa,” tambahnya.
Ismail berharap pemerintah setempat, terutama pihak terkait agar membantu lembaga tersebut, sehingga proses belajar mengajar berjalan nyaman dan lancar.
“Harapan warga sekitar, pemerintah segera memberi bantuan dan memperhatikan kondisi ruang lembaga itu,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Afandi mengaku akan mengecek terlebih dahulu lembaga itu, apakah sudah mengantongi izin operasional atau tidak.
“Akan ditelurusi dulu, kalau masuk di izin operasional (ijop) akan dapat dapat bantuan. Kalau gak ada ijopnya tidak dapat dapat bantuan,” terangnya. (SUDUR/SOE/DIK)